Berbicara mengenai dunia peternakan sapi Indonesia tidak pernah ada habisnya, target yang sudah ditentukan untuk mencapai swasembada daging sapi dengan kemandirian belum tercapai sejak masa pemerintahan reformasi sampai pemerintahan saat ini. Bahkan, semakin jauh dari apa yang diharapkan. Terbukti dari ketergantungan Indonesia kepada importasi bakalan sapi dari Australia yang masih terus berlangsung. Lalu bagaimana dengan wacana Indonesia Swasembada Daging Sapi?
Demikian pula, importasi daging sapi beku terus dilaksanakan dari berbagai negara seperti Australia, Selandia Baru, Amerika, dan Brazil. Meskipun kran impor daging kerbau yang dibanderol dengan harga sangat murah dari India sudah dibuka sejak tahun 2016, tetap tidak bisa mengatasi gejolak harga daging sapi yang terjadi, terutama di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya.
Untuk membahas permasalahan ini, AgriStream TV mengadakan sesi diskusi bersama dengan Ketua Umum Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Ir Didik Purwanto. Acara ini diadakan secara online dan diunggah pada platform youtube milik AgriStream TV dengan nama “MIMBAR the series 2 : Menuju Bisnis Feedlot Berkelanjutanâ€.
Dalam acara tersebut, Ir Didik Purwanto menyampaikan rekomendasi Indonesia Swasembada Daging Sapi berupa solusi untuk mengatasi permasalahan daging sapi yang masih saja terjadi. Berikut adalah poin-poinnya :
1. Memilih bibit ternak yang adaptif dengan lingkungan lokal. 2. Bangun padang penggembalaan yang produktif. 3. Optimalkan sumber pakan lokal dengan strategi suplementasi dan memanfaatkan Rangeland. 4. Stop kebijakan yang kontra produktif dengan Pembangunan peternakan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pemberdayaan peternak. 5. Kolaborasi produktif antara Pemerintah, Akademisi, Pelaku Usaha, serta Community dan diperkuat dengan legal formal yang saling menguatkan. 6. Arah pembangunan peternakan yang jelas terarah melalui pengkajian data yang seksama, Data Based System yang komprehensif mudah di akses oleh semua stake holder. 7. Tentukan pola pengembangan peternakan yang sesuai dengan kondisi Indonesia, dengan mengembalikan fungsi UPT, lembaga riset secara optimal. 8. Pembiayaan dan kebijakan fiskal yang mendukung serta skema pembiayaan yang efektif dan efisien. 9. Pembangunan peternakan berorientasi industri dan intergreted dengan memperhatikan tuntutan Era Globalisasi dan Industri 4.0. 10. Reformulasi konsep tata ruang pengembangan industri, struktur sistem agribisnis, kesehatan hewan, dan veteriner.
Dalam acara Indonesia Swasembada Daging Sapi tersebut, beliau juga mengungkapkan dampak-dampak nyata dari tekanan industri sapi potong Indonesia. Diantaranya adalah, menurunnya pelaku usaha di industri sapi potong, menurunnya jumlah ketersediaan sapi potong, melemahnya sektor yang terkait langsung pada industri sapi potong, menurunnya gairah investasi dibidang investasi sapi potong, dan memperpanjang rentang waktu kemandirian akan protein hewani dan terkurasnya sapi lokal apabila kondisi ini terus berlansung dalam jangka waktu panjang.
Acara yang disponsori oleh PT Santori, IndoLiveStock, dan ILDEX ini diadakan dengan tujuan mendiskusikan jalan keluar dari permasalahan dunia peternakan Indonesia yang masih belum terselesaikan. Melalui acara ini, diharapkan semakin banyak peternak dan masyarakat yang sadar akan kondisi peternakan sapi Indonesia yang mulai terancam dan mengambil tindakan untuk sama-sama membangun Indonesia swasembada sapi.