Peternakan sapi Indonesia tidak akan habis karena terus berkembangnya kemajuan-kemajuan dan berkembangnya populasi sapi Indonesia. Seperti apa perkembangan bisnis dan populasi sapi diIndonesia, yang akan dibahas diwawancara bapak Edy Wijayanto dan narasumbernya Profesor Doktor Muladno. Perkembangan bisnis sapi atau perkembangan populasi sapi di negeri ini sangat di perhatikan, dari kampus mengamati bahwa sebagai seorang priokrat di bidang peternakan bisa dilihat dari sisi populasi itu menyedihkan. oleh karena itu harusnya populasi sapi kita sendiri populasi sapi asli atau sapi lokal dan itu yang harusnya berkembang seperti perkembangan jumlah penduduk Indonesia.
Jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 275 juta presentase atau perkembangannya itu, tetapi tidak secepat itu melainkan lebih lambat. Perkembangan-perkembangan populasi sapi ini menyedihkan karena ketika banyak orang butuh pangan dari hewan sebagai sumber protein ternyata harus dipenuhi dari impor, bagaimana caranya mengembalikan atau mengoptimalkan sumber daya alam kita dengan ternak sapi untuk bisa mengikuti pertumbuhan manusia juga. Penyebabnya perkembangan sapi atau populasi sapi tidak secepat populasi manusia khususnya di Indonesia, sedangkan di negara lain seperti di Australia dan Brazil bahwa populasi sapinya lebih banyak dari pada manusia. penyebabnya di Indonesia tidak memiliki banyak ternak sapi karena rasio jumlah manusia dan ternak sapi selama 75 tahun ini hanya 5 ekor sapi untuk 100 orang pada tahun 1945, setelah tahun 2018-2020 6 ekor sapi untuk 100 orang hanya naik satu ekor.
Setelah melihat pernyataan diatas ternyata sapi ini secara reproduksi tidak berkembang-berkembang jumlahnya dan jumlah ternak maupun jumlah peternaknya jadi peternak di Indonesia rata-rata hanya memiliki dua atau tiga ekor persatu peternak/petani. rata-rata nasional jumlah peternaknya bertambah dan mereka di transmigrasi atau di pindahkan ke program-program pemerintah, jumlah sapi yang dibawah per orang adalag dua ekor hingga terus menerus akhirnya 5 ekor per 100 orang menjadi 6 ekor per 100 orang hanya yang bertambah jumlah peternaknya tetapi populasinya tidak bertambah.
Artinya reproduksi tersebut tidak berjalan dengan baik disebabkan oleh peternaknya, karena jika ternak sapi yang dimiliki peternak sudah lebih dari 3 ekor maka ternak tersebut akan dipotong. mengapa ternak sapi dipotong karena tidak ada tenaga kerja dan tidak mempunyai lahan yang luas, sehinggah yang disisahkan hanya betina. namun betina yang harusnya bisa beranak sampai umur 10 tahun sampai 15 tahun terpaksa masuk RPH (rumah potong hewan) hal inilah yang membuat akhirnya populasi ternak sapi tidak berkembang.
Peternak-peternak baru ini kecenderungan melakukan penggemukan saja tetapi tidak melakukan pengembangbiakan karena menurut para peternak perlu waktu lama. pembiakan diserahkan kepada peternak-peternak kecil yang sebenarnya diperhatian oleh pemerintah cukup besar, program sejak zaman reformasi sudah menganggarkan sekian untuk swasembada dalam jangka hampir 25 tahun ini. perhatian dari pemerintah yang sangat tinggi kalau dikatakan pemerintah tidak perhatian salah, dalam arti bahwa perhatian pemerinta itu sangat tinggi, sangat konsen, tetapi ternyata cara mengeksekusinya strategi yang digunakan itu yang kurang baik. ada seorang pensiunan pemerintah dia menangani program-program seperti itu menyampaikan bahwa selama dia menjabat sudah menghabiskan dana 5 triliun selama 4 tahun.
Kalaupun jumlahnya lebih dari yang diharapkan dari angka 5 triliun itu digunakan untuk seolah-olah untuk program pada sebenarnya dinikmati. pemerintah uangnya begitu banyak sehingga yang menikmati orang-orang yang tidak bertanggung jawab kemudian yang dijadikan objek material peternaknya KPK juga sering masuk banyak Korupsi atau tempat penyelewengan ada yang tertangkap tapi akhirnya semua menjadi masalah.
Padahal kita berharap 5 triliun menjadi ternak makin berkembang dan menurut Prof Muladno angka 5 triliun yang menurut temen saya itu didedikasikan untuk peternak tetapi cara memilih peternaknya sama peternak yang kebagian tadi juga tidak disiapkan jadi kemudian ketika mereka belum siap sudah diberi bantuan macam-macam itulah akhirnya tidak jadi nah kepemimpinan presiden yang dipilih baik zamannya Pak SBY maupun Pak Jokowi disampaikan sudah sekian triliun kedepan ini seperti apa dalilnya nanti ada pergantian presiden.
Menurut Prof Muladno pemerintah harus mengikuti perilaku warganya dalam konteks sapi apa dalam konteks sapi itu yang mau dan mau dan mampu mengembangbiakkan itu peternak kecil jumlahnya 98% dari peternak yang ada itu adalah peternak kecil sedangkan peternak besar itu tidak mau beberapa, namun biarlah mereka berbisnis saja tapi yang mengembangkan populasi serahkan saja kepada peternak. Mari kita siapkan dulu mentalnya disiapkan kemampuan berpikirnya, kemampuan bisnisnya, dan siapkan semua penguasaan ipteknya.
Itulah yang dikerjakan melalui sekolah peternakan rakyat yangmana hadir ingin memintarkan peternak peternak seperti yang menguasai 98% tadi apabila tidak disentuh, tidak ditemani, tidak diberikan ilmu, maka sampai kapanpun tidak pernah bisa itu 98% hampir 100% hampir 100% orang tekun beternak di lahan juga ada militansinya tetapi ilmunya tidak ada inilah dihadir IPB untuk memberi ilmu bagi orang-orang yang punya ilmu, tidak mempunyai lahan, tidak mempunyai waktu untuk beternak. jadi yang terjadi sekarang ini yang Mari kita perbaiki adalah yang dulu yang punya ilmu tidak bisa beternak tetapi yang militan beternak tidak punya ilmu Mari kita bergandengan untuk yang punya ilmu sharing dengan yang punya tenaga dan punya pengalaman.
Demikian juga sebaliknya perkawinan antara praktisi dan teoritis ini mudah-mudahan bisa menguatkan dapat apa itu terlalu teknis kalau saya bicarakan disini tetapi semangat orang kampus sama komunitas ketularan itu dikawinkan inilah kunci untuk pengembangan para pemimpin bangsa kedepan.
