Anies Lanjutkan Kebijakan Ahok Memasok Daging Sapi Dari NTT

Topik Artikel : Berita Ternak
Sapibagus Senin 09 Oktober 2023
Share this

Pemprov DKI Jakarta di bawah Gubernur Anies Baswedan kembali menjalin kerja sama daging sapi dengan Pemprov Nusa Tenggara Timur, kerja sama ini direalisasikan dengan MoU antara PT flobamora dengan P.D Dharma Jaya dalam rangka pemenuhan daging sapi dan sapi hidup berkualitas mutu baik asal Kupang. Sebagai informasi, kerjasama dua daerah soal daging sapi dimulai di era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok kemudian sempat berhenti akibat pandemic Covid-19.

Anies menjelaskan selain untuk menjadi momentum meningkatkan dan menumbuhkan kolaborasi, kerjasama ini juga dijalin untuk menjaga stabilitas dan penyediaan kebutuhan protein hewani di kota Jakarta. Sapi asal NTT berbobot besar dan hasil dagingnya juga berkualitas unggulan sehingga bisa digunakan sebagai bahan baku untuk kebutuhan Jakarta, kata Anies dalam keterangan yang tertulis Selasa 26 okt 2012. Anies menyampaikan terima kasih kepada masyarakat NTT karena telah bekerja keras mengembangbiakkan ternak sapi yang kemudian manfaatnya dapat dirasakan di Jakarta dan diharapkan kerja sama ini bisa diperluas dan bisa diwujudkan melalui pola kerjasama yang sesuai porsinya yakni BUMD yang menyiapkan suplai lalu SKPD yang mengelola demandnya. Pada kesempatan yang sama, Dirut PD Dharma Jaya, Raditya Indra Budiman mengatakan kebutuhan daging sapi di Ibu Kota sebesar 6000 ton perbulan sebanyak 95% diantaranya masih dipenuhi oleh daging impor. Rencananya hal ini yang mau diubah dan mudah-mudahan secara bertahap bisa tingkatkan untuk konsumsi lokal kata Dirut PD Dharma Jaya. Pihaknya menambahkan masih membuka peluang pemasok daging sapi ke ibukota dari wilayah-wilayah lain di tanah air.

Seperti yang diketahui bahwa pasokan sapi dari NTT selama ini dalam bentuk bakalan bakalan sapi yaitu sapi jantan dan betina yang siap digemukkan di daerah-daerah lain, yaitu dikirim ke wilayah pulau Kalimantan dan ke Jakarta, ketika sampai di Jakarta kemudian dikirim kembali ke wilayah Sumatera dan beberapa kota di pulau jawa untuk digemukkan, kebanyakan segmentasi sapi bakalan ini untuk penggemukan yang dijual saat Idul Adha.

Dalam konteks kerjasama dengan PT Dharma Jaya, di wilayah NTT belum ada Industri fattening, maksudnya belum ada feedloter atau perusahaan penggemukan yang memang mengkhususkan bakalan bakalan sapinya itu berasal dari provinsi Nusa Tenggara Timur. Jadi umumnya sapi-sapi yang dikeluarkan dari Kupang atau Provinsi NTT ini adalah bentuk bakalan bukan dalam bentuk sapi yang siap potong, karena Provinsi NTT ini terkenal murah proses menghasilkan pedet atau menghasilkan bakalan, hal ini karena sistem breeding dilakukan dengan digembalakan di padang pengembalaan. Namun untuk proses fattening di provinsi NTT sedikit lebih mahal karena bahan-bahan pakan harus didatangkan dari luar NTT sehingga menyebabkan biaya fatteningnya akan lebih mahal. Proses kerjasama ini bisa dilakukan mensuply daging beku yang diproses di NTT kemudian dibawa ke Jakarta, selama ini sapi-sapi yang tidak bisa dikeluarkan dari NTT adalah sapi-sapi ras bali jenis betina karena aturan dari perda setempat yang melarang sapi-sapi betina untuk dikirim ke luar NTT sebab sapi betina merupakan pabrik dari proses breeding. Hal ini menyebabkan populasi sapi-sapi betina ini lebih banyak di NTT, sehingga harga sapi betina tergolong sangat murah jika dibandingkan dengan sapi jantan tentunya kalau sapi-sapi betina murah maka alternatif untuk dipotong dan untuk menghasilkan daging yang akan dikirim Jakarta adalah kemungkinan daging sapi jenis sapi betina yang diharapakan merupakan sapi-sapi betina yang sudah afkir.

Penyediaan sapi betina ini tentunya diperlukan dalam jumlah yang besar karena diharapkan dapat memasok sekitar 1000 ton perbulannya, sapi-sapi yang asalnya dari Kupang jenis ras bali Ini kebanyakan bobotnya sekitar 300 kilo apabila dipotong maka akan menghasilkan daging murni sekitar 100 kilo atau sepertiga dari bobot sapi hidupnya sehingga diperlukan 1000 ton perbulan atau setara dengan satu juta kilo. Berarti diperlukan sekitar 10.000 ekor per bulan yang harus dipotong untuk mensuplai kebutuhan Jakarta artinya dalam jangka setahun harus disediakan 120.000 ekor sapi untuk menghasilkan daging yang dipotong di rumah pemotongan hewan di Kupang. MoU ini hanya mampu untuk mensuplai sebagian kecil kebutuhan daging sapi di Jakarta. Sehingga beliau mengatakan hanya dapat mensuplai sekitar 20-30 % kebutuhan daging sapi.

Seperti yang diketahui bahwa di Jakarta ini 95% kebutuhan daging sapi disuplay dari daging sapi impor dalam bentuk daging beku sedangkan sapi-sapi lokal misalnya jenis limosin, simetal atau ongole atau sapi bali dari Bali yang masuk di Jakarta itu relatif sedikit, karena populasi sapi sapi lokal kita di central daerah penghasil sapi dari hari kehari mengalami penurunan, terbukti untuk mensuplai kebutuhan di Jakarta saja sudah tidak mampu artinya sapi-sapi ini hanya mampu untuk kebutuhan di daerah masing-masing dan disuplay ke Jakarta saat menjelang Idul Qurban saja.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Anies Lanjutkan Kebijakan Ahok Memasok Daging Sapi Dari NTT | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus