Semangat dalam menimba ilmu memanglah diperlukan dalam bidang apapun, termasuk beternak sapi. Kini, hanya dengan bermodalkan sosial media pun kita bisa mengakses ilmu pengetahuan terkait hal-hal yang ingin kita pelajari. Zaman sudah semakin mudah, begitulah yang dirasakan oleh Muhammad Rusdiansyah, salah satu alumni pelatihan bisnis sapi yang Beternak Sapi Di Kolaka Sulawesi. Beliau adalah alumni pelatihan bisnis sapi bersama Sapibagus farm angkatan ke-47 yang berasal dari Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berawal dari melihat sosial media dan menemukan channel Youtube milik Sapibagus, beliau sempat menyaksikan beberapa video edukasi yang diunggah di sana. Kemudian, tertarik untuk mengikuti pelatihan bisnis sapi yang diadakan oleh Sapibagus. Bahkan, beliau rela datang dari Sulawesi Tenggara ke Jawa Barat dengan tekad dan semangat mengikuti pelatihan.
Rusdiansyah atau yang kerap disapa Adi ini sudah mulai Beternak Sapi Di Kolaka Sulawesi berbisnis sapi berskala rumahan di Kolaka dengan populasi sapi terbanyak sekitar 15 ekor. Jenis sapi yang banyak dipelihara dan digemukkan di sana adalah Sapi Bali, ada jenis sapi lain seperti Limousin dan Simmental, tetapi jarang sekali ditemukan. Paling banyak hanya sekitar 5 ekor saja dari keseluruhan populasi yang ada.
Sistem pemeliharaan yang diterapkan di sana adalah perkandangan dan pastural, dengan populasi sapi sebanyak ribuan baik yang diumbar maupun di kandangkan. Sebagian besar populasi sapi di Kolaka dipelihara untuk potong harian dan dijadikan sebagai pasokan daging untuk kebutuhan konsumsi warga lokal sana, ada pula untuk kebutuhan potong musiman seperti saat Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Setelah mengikuti pelatihan bisnis sapi bersama Sapibagus farm, beliau berencana akan mengikuti arahan Beternak Sapi Di Kolaka Sulawesi sesuai dengan yang diberikan seperti membangun kandang untuk koloni dan merubah perlakuan terhadap sapi untuk merubah mindset beternak warga Kolaka. Banyaknya warga luar yang masuk ke wilayah tambang di Kabupaten Kolaka sekaligus warga lokal setidaknya membutuhkan asupan daging sapi yang memadai.
“Maka dari itu, saya berpikir kalau peternak-peternak yang ada di Kolaka lebih baik menerapkan pola seperti yang diterapkan dan disarankan oleh Sapibagus, seperti diberikan kandang, ditata rapi. Kemudian, bekerja sama dengan RPH sekitar supaya sapi-sapi didistribusikan dan mendapat harga jual yang tidak jauh dari harga daging sapi di Jabodetabek,†ujar Adi saat diwawancara oleh Reporter Sapibagus TV beberapa waktu lalu.
Harga daging sapi di Kabupaten Kolaka bervariasi, untuk harian biasanya berkisar antara Rp. 60-70 ribu, sedangkan untuk musim Idul Adha berkisar antara Rp. 90-120 ribu. Mayoritas masyarakat Kolaka tidak mengonsumsi daging sapi karena hidup di pinggir laut, tetapi penjualan daging sapi di pasaran cukup laris dan menguntungkan.
Adi mengungkapkan bahwa hal pertama yang harus dilakukan sebelum beternak sapi adalah memiliki niat, lalu mempelajari sistem marketing dan segmentasi pasar yang akan dituju. Beliau berharap, para kaum milenial akan terus memperluas wawasan mengenai beternak sapi.
“Dengan melihat prospek seperti ini, saya rasa tidak perlu bekerja kantoran, jadi pertani atau peternak sapi pun menguntungkan,†tutupnya pada sesi wawancara.