Ibu Helena Tenriaja, peserta pelatihan bisnis sapi di Sapibagus Farm, angkatan 49 berasal dari kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan. Motivasi mengikuti pelatihan bisnis sapi di Sapibagus Fram, awalnya dari orang tua yaitu Ibu dulu pernah mencoba beternak sekitar 10 tahun lalu tapi mengalami kegagalan setelah itu beliau berhenti dan oleh karena itu saya penasaran ingin mempelajari atau mencari tau apa yang menyebabkan ibu saya mengalami kegagalan.
Luas lahan yang dimiliki untuk pemeliharaan, yang sepandang mata itu ada sekitar 3 hektare luasnya. Di Maros, Selawesi Selatan pendududknya itu rata-rata memelihara sapi bali, sistem pemeliharaannya di umbar, di Maros masih banyak sawah, kebun jagung, hutan dan ilalang, jadi pemeliharaannya dilepas atau di umbaran saja. Pakan ternak hanya mengandalkan dari lingkungan belum pernah mencoba membuat bahan pakan seperti konsentrat, dan tanam rumput gajah karena sapi dulu sempat dikandangkan dengan tujuan digemukkan. Jadi mindsetnya dulu sapi yang penting makan oleh karena itu menanam rumput yang banyak, menanam rumput.
Dulu itu memang dapat bakalannya dari lokalan atau lingkungan saja dan biasanya pasti ada, karena sudah beberapa tahun terakhir sapi dari penduduk sana yang menjual sapinya, kadang induk sama anaknya dijual, kadang anaknya saja. Rencana kedepan, setelah mengikuti pelatihan pikiran menjadi luas dan terbuka, ternyata beternak ada penggemukan dan pengembangbiakan, kalau dengan lahan yang ada saya pribadi senang pengembangbiakan, tentu kita bisa menjaga keturunan sapi. Tapi penggemukan ternyata lebih cepat perputaran cashflow nya untuk jadi uang.
Potensi pakan ternak di Kabupaten Maros, banyak sawah (potensi jerami) dan beberapa penduduk menggunakan jagung untuk pakan ternak. Untuk beternak sapi itu butuh nafas (pakan) yang harus dipastikan ada terus.