Pak Robin membagikan pengalaman luar biasanya dalam menjalankan pemeliharaan sapi yang terintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit. Awalnya, Pak Robin mengelola sekitar 21 sapi di lahan seluas 10-20 hektar yang tersebar di berbagai tempat di perkebunan sawit Musi Banyuasin. Namun, tantangan segera muncul, terutama terkait keterbatasan pakan akibat rumput di sekitar lahan sawit yang terkontaminasi racun.
Motivasi utama Pak Robin untuk terlibat dalam program ini sangat jelas, yaitu memahami cara mengelola limbah sawit menjadi pupuk bernilai ekonomis dan media pemupukan yang berkualitas. Dengan tekad untuk mencari cara agar limbah tersebut memberikan nilai tambah dalam pemeliharaan sapi, Pak Robin mengambil langkah bijak untuk mencapai tujuannya.
Dengan pendekatan yang strategis, Pak Robin awalnya melepaskan 20 ekor sapi di lahan perkebunan yang dimiliki oleh masyarakat dan PTPN 7. Melalui strategi ini, dia berhasil meningkatkan jumlah sapi secara bertahap. Saat ini, usahanya telah berkembang pesat menjadi pemeliharaan 150 ekor sapi, dan Pak Robin memiliki rencana ambisius untuk terus memperluasnya ke depan.
Mengenai rencana masa depan, Pak Robin berbicara tentang target pengembangan dan penggemukan sapi. Pak Robin mengakui bahwa fokus saat ini masih pada investasi, dan pemasaran mereka belum sepenuhnya terstruktur.
