Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam beternak sapi adalah penanganan limbahny. Ini yang kadang membuat orang merasa risih bahkan merasa jijik, padahal kalau dengan penanganan yang tepat, dengan desain kandang yang tepat tentu hal-hal semacam ini bisa diminimalisir. Kita mendapatkan kesan bahwa beternak akan menimbulkan bau, pencemaran, polusi dari limbah-limbah kotoran ini.
Salah satu proses yang dapat dilakukan agar kotoran sapi bisa diaplikasikan untuk pupuk tanaman yaitu fermentasi. Caranya kotoran sapi disemprotkan dengan EM4 khusus tanah lalu ditutup terpal selama 2 minggu kemudian dibalik, setelah kurang lebih 1 bulan baru bisa digiling kemudian dikemas untuk bisa diaplikasikan. Jadi selama proses fermentasi Ini sebaiknya memang kebutuhan oksigennya diminimalisir, tujuannya agar proses fermentasi dapat berlangsung dengan baik dan bakteri pengurai bertahan hidup di kondisi Anaerob atau tanpa oksigen sehingga harus diperhatikan kotoran ditutup dengan baik atauu tidak, jika tidak proses fermentasi atau pembuatan pupuk ini akan gagal.
Ampas dari biogas termasuk kompos yang baik, jadi kalau kita mau memproses kotoran sapi menjadi biogas ini adalah tahapan pemanenan yang bertahap, jadi gas methannya diambil lalu gas yang didapat dapat disalurkan untuk pembangkit listrik maupun kompor masa. Kemudian limbahnya berupa Suri yang tadinya seperti bubur ketika kita panen gas methan ini akan keluar lagi, setelah keluar inilah menjadi pupuk yang siap diaplikasikan, jadi tinggal dikeringkan lalu dikemas, dan siap untuk digunakan.
Pupuk yang telah ini dapat di gunakan sendiri atau juga dapat dijual, di beberapa tempat kita biasanya ada pembeli yang membuat kemasannya sendiri jadi kita tinggal isi lalu mereka ambil. Ada juga yang sistem konsinyasi misalnya dengan tukang tanaman dan tukang bunga, jadi kita taruh di situ nanti mereka yang jual baru dibayar atau bahkan bisa jual putus. Jadi kebanyakan pembelinya yang pertama tukang tanaman, tukang bunga, dan tukang pembibitan atau petani-petani yang baik untuk penanaman awal maupun untuk pemeliharaan. Biasanya pupuk-pupuk organik diberikan dua kali dalam masa satu tahun, jadi di awal musim hujan dan di akhir musim penghujan. Kalau posisi kita di daerah perkotaan konsumen kita bisa ibu rumah tangga, yang banyak merawat dan menanam bunga di rumah.
Pupuk organik dari kotoran sapi ini boleh ditambahkan dengan kalsium, fosfat dan fosfor dalam pupuk kemasan karena yang pupuk yang berasal dari kotoran sapi ini cenderung asam. Biasanya untuk menaikkan PH nya itu ditambah dengan kapur (fosfat), untuk tanah-tanah yang sudah asam sebaiknya dalam pemberian pupuk kompos ini ditambahkan dengan fosfat (kapur).
Cara mengeringkan kotoran sapi dengan cepat yaitu kalau punya pengering, dapat digunakan tapi kalau tidak punya dapat dibuang pada ruang terbuka yang terkena sinar matahari biasanya akan cepat kering. Tapi kalau musim hujan sebaiknya kotoran dinaungi atap karena kalau tidak kotoran sapi akan basah.
Jika sapi diberi pakan fermentasi kotorannya tetap dapat digunakan untuk membuat biogas. Prosesnya tetap sama yaitu kita buat kolam untuk bak surinya, mencampur antara kotoran padat dengan air atau dengan kotoran cair yang baru masuk ke tabung reaktor terjadilah proses reaksi di dalam tabung itu, sehingga akan menghasilkan gas dan menghasilkan kotoran yang akan terbuang keluar.
Masih banyak diantara kita ketika mau memulai usaha peternakan namun melihat kotorannya merasa jijik. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah buatlah desain kandang yang efisien, mudah dibersihkan sehingga terlihat lebih bersih, jadi buat saluran-saluran kotorannya langsung ke bak-bak penampungan kotoran sehingga tidak menumpuk di sekitar kandang, dan kandang harus rutin dibersihkan dan dengan pemberian pakan konsentrat juga dapat membuat kotoran ternak tidak terlalu bau.
