Kali ini Sapibagus Farm berkesempatan mengunjungi Ende Farm yang terletak di daerah Sawangan, Kota Depok. Mas Pras merupakan pengelola sekaligus pemilik Ende Farm, kita akan menggali lebih dalam mengenai proses perkembangbiakan sapi, khususnya sapi-sapi persilangan seperti limosin dan simmental.
Mas Pras memulai kegiatan breeding di Ende Farm sejak tahun 2015. Awalnya, Ende Farm hanya fokus pada penggemukan sapi untuk keperluan kurban. Namun, dengan berjalannya waktu, Mas Pras merasa penting untuk menjalankan proses breeding agar pemeliharaan sapi tidak hanya berlangsung musiman, tetapi berkelanjutan sepanjang tahun.
Pada tahap awal, Mas Pras memilih lima ekor indukan sapi simmental dari pasar di daerah Purbalingga, Jawa Tengah. Indukan-indukan ini telah melalui proses seleksi ketat dan telah melahirkan sebelumnya. Setelah setahun dipelihara, kelima indukan tersebut berhasil melahirkan dengan baik. Dari sinilah proses breeding di Ende Farm mulai berkembang secara intensif dan terstruktur.
Di Ende Farm, sapi-sapi dipelihara secara intensif, artinya sapi diikat dan dipantau secara ketat oleh pekerja di sana. Salah satu tantangan utama dalam proses breeding adalah mendeteksi waktu birahi sapi betina. Karena sapi dipelihara di dalam kandang, pekerja harus menggunakan keterampilan mereka untuk mengidentifikasi tanda-tanda birahi, yang biasanya terlihat dari perilaku sapi.
Setelah sapi betina terdeteksi birahi, dilakukan proses inseminasi buatan (IB). Proses ini dipantau dengan seksama, dan setelah dua bulan, dilakukan pemeriksaan kebuntingan untuk memastikan sapi betina positif hamil. Jika terbukti hamil, sapi akan dipindahkan ke kandang khusus sapi bunting untuk mendapatkan perhatian lebih.
Menjelang waktu kelahiran, sapi betina dipindahkan ke kandang bersalin, di mana proses kelahiran dipantau dengan cermat. Mas Pras menjelaskan bahwa perhatian khusus sangat diperlukan, karena kelahiran bisa terjadi kapan saja, baik siang maupun malam.
Mas Pras lebih memilih sapi persilangan simmental dan limosin untuk proses breeding di Ende Farm. Salah satu alasan utama adalah sifat sapi simmental yang dwiguna, yaitu bisa digunakan untuk produksi daging dan susu. Sapi simmental dikenal memiliki postur tubuh yang besar dan kuat, serta produksi susu yang melimpah. Selain itu, keturunan sapi simmental cenderung memiliki tulang yang lebih besar dan kuat, yang berdampak positif pada kualitas karkas dagingnya.
Sementara itu, sapi limosin juga dipilih karena memiliki daya tahan yang baik dan pertumbuhan yang cepat. Dengan pemilihan indukan yang tepat, keturunan dari sapi-sapi ini memiliki potensi genetik yang baik, baik dari segi pertumbuhan maupun kualitas daging.
Mas Pras memberikan beberapa tips penting dalam memilih indukan sapi yang unggul. Pertama, perhatikan postur tubuh sapi. Indukan yang baik memiliki tubuh yang panjang dan tinggi, dengan struktur tulang yang kuat. Kedua, perhatikan kondisi kaki sapi. Kaki yang kuat sangat penting, karena sapi betina akan menjalani proses reproduksi berkali-kali, dan kaki yang lemah dapat menyebabkan masalah di kemudian hari. Selain itu, kondisi ambing (puting) juga menjadi indikator penting. Ambing yang simetris dan besar akan memudahkan anak sapi untuk menyusu, serta menandakan potensi produksi susu yang melimpah.
Proses breeding di Ende Farm telah berjalan dengan baik selama lebih dari lima tahun, dengan fokus pada pemeliharaan sapi persilangan simmental dan limosin. Keberhasilan breeding ini tidak lepas dari perhatian yang teliti dalam pemilihan indukan, pemeliharaan yang intensif, serta pengawasan ketat selama proses reproduksi dan kelahiran.
Dengan pengalaman yang telah diperoleh, Ende Farm telah menjadi salah satu farm yang sukses dalam breeding sapi persilangan di daerah Depok. Semoga tips dan pengalaman dari Mas Pras ini bisa menjadi inspirasi bagi para peternak lainnya yang ingin memulai atau meningkatkan usaha breeding sapi mereka.
