Pada kesempatan kali ini, Dr. Hewan Wanda dari UPT Puskeswan Kota Depok akan menjelaskan mengenai abses pada sapi. Abses merupakan kondisi di mana agen penyakit masuk ke dalam tubuh, biasanya terjadi di bawah jaringan kulit. Penyebab abses ini bisa bermacam-macam, seperti luka, peradangan, atau trauma.
Faktor utama terjadinya abses adalah luka yang tidak segera ditangani, adanya peradangan, atau trauma seperti benturan yang menyebabkan peredaran darah terganggu dan akhirnya terjadi peradangan. Pada kondisi abses, akan muncul pembengkakan atau akumulasi cairan di bawah kulit yang bisa berupa nanah, cairan, atau jaringan ikat. Apabila abses sudah berlangsung lebih dari satu minggu, cairan tersebut harus segera dikeluarkan untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.
Dalam menangani abses, biasanya kami melakukan irigasi untuk mengeluarkan kuman yang ada di bawah kulit. Selain itu, kami juga memberikan antibiotik, anti-radang, dan vitamin untuk meningkatkan imunitas sapi. Jika abses sudah membesar, maka cairan yang terkumpul di bawah kulit harus dikeluarkan. Jika tidak, tubuh akan melawan abses dan membentuk jaringan ikat yang mati. Akibatnya, akan terbentuk benjolan seperti bekas luka yang sering kali tidak mengganggu metabolisme sapi, namun kurang estetis.
Untuk mencegah abses, penting untuk selalu memonitor kesehatan sapi dan memastikan kebersihan kandang. Luka kecil yang tidak segera diobati bisa menjadi pintu masuk bagi agen penyakit, sehingga abses mudah terjadi. Oleh karena itu, kebersihan kandang harus diperhatikan, termasuk sanitasi dan desinfeksi secara berkala.
Jika abses sudah terbentuk, kami biasanya menggunakan salep bisul yang digunakan secara topikal. Salep ini bisa digunakan untuk manusia dan juga bisa diterapkan pada sapi. Selain itu, antibiotik topikal juga bisa diberikan dengan cara disuntikkan ke area abses untuk mencegah infeksi lebih lanjut. Kami juga memberikan obat anti-radang untuk mengurangi peradangan dan menurunkan demam pada sapi yang terinfeksi.
