Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan salah satu penyakit paling meresahkan di dunia peternakan sapi. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat, terutama di antara ternak berkuku belah seperti sapi, domba, kambing, dan babi. Salah satu dampak terbesar dari PMK adalah penurunan produktivitas ternak, baik dalam hal pertambahan berat badan maupun produksi susu.
Selama ini wabah PMK di Indonesia belum bisa diatas ini adalah masalah besar, namun dengan berbagai langkah pencegahan dan pengobatan, penyakit ini bisa dikendalikan. Salah satu kunci untuk mengatasi PMK adalah dengan penggunaan obat yang tepat dan sesuai, disertai dengan penanganan yang benar agar sapi bisa pulih dan tidak menjadi sumber penularan lebih lanjut.
Berikut ini adalah lima macam obat yang umum digunakan dalam pengobatan PMK pada sapi, beserta cara aplikasinya.
1. Antibiotik untuk Infeksi Sekunder
Salah satu risiko terbesar dari PMK adalah munculnya infeksi bakteri sekunder pada luka yang disebabkan oleh virus PMK. Luka ini seringkali terbuka di sekitar mulut atau kuku sapi, dan jika tidak segera diobati, bisa terinfeksi bakteri.
Antibiotik yang umum digunakan:
Amoxicillin: Antibiotik spektrum luas yang dapat membantu mengatasi infeksi bakteri sekunder.
Penicillin: Salah satu antibiotik tertua dan paling efektif untuk infeksi luka akibat PMK.
Cara Aplikasi: Antibiotik diberikan dengan cara penyuntikan intramuskular (IM) atau subkutan (SC). Biasanya, dosis disesuaikan dengan berat badan sapi, dan harus diberikan secara berkala selama beberapa hari sesuai dengan petunjuk dokter hewan.
Dosis yang Dianjurkan: Untuk antibiotik seperti Amoxicillin, dosis biasanya dihitung berdasarkan berat sapi, misalnya 10 mg/kg berat badan sapi, sekali atau dua kali sehari, tergantung keparahan infeksi.
2. Anti-Inflamasi Non-Steroid (NSAID)
Obat anti-inflamasi non-steroid atau NSAID berfungsi untuk mengurangi rasa sakit dan peradangan yang terjadi akibat luka pada mulut dan kuku. Peradangan ini dapat membuat sapi sulit makan, berdiri, atau berjalan, sehingga menghambat pemulihan.
NSAID yang sering digunakan:
Flunixin Meglumine: Dikenal ampuh mengurangi rasa sakit dan peradangan pada sapi.
Ketoprofen: Pilihan lain untuk mengatasi peradangan akut.
Cara Aplikasi: NSAID diberikan melalui penyuntikan intravena (IV) atau intramuskular (IM). Aplikasi ini dilakukan oleh peternak yang berpengalaman atau dengan bantuan dokter hewan untuk memastikan dosis dan teknik yang benar.
Dosis yang Dianjurkan: Dosis untuk Flunixin Meglumine biasanya sekitar 1.1-2.2 mg/kg berat badan, diberikan sekali sehari. Obat ini sering diberikan bersamaan dengan antibiotik untuk memberikan efek ganda, yakni mengatasi infeksi sekaligus mengurangi peradangan.
3. Desinfektan untuk Luka
PMK sering menyebabkan luka terbuka pada mulut atau kuku sapi, dan untuk mencegah infeksi lebih lanjut, luka tersebut harus dibersihkan dan didesinfeksi secara teratur. Desinfektan membantu menjaga kebersihan area yang terinfeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
Desinfektan yang sering digunakan:
Larutan iodine: Efektif untuk membunuh bakteri di sekitar luka.
Hidrogen peroksida: Dapat membersihkan luka dengan lembut tanpa menyebabkan rasa sakit berlebih pada sapi.
Cara Aplikasi: Desinfektan dioleskan langsung pada luka menggunakan kapas atau disemprotkan pada area yang terluka. Idealnya, desinfektan diaplikasikan beberapa kali sehari, terutama setelah sapi makan atau berjalan di lingkungan yang mungkin kotor.
Frekuensi Aplikasi: Pembersihan luka dengan desinfektan sebaiknya dilakukan dua sampai tiga kali sehari atau sesuai dengan kebutuhan, hingga luka terlihat mulai mengering dan tidak ada tanda-tanda infeksi lebih lanjut.
4. Vitamin dan Suplemen untuk Meningkatkan Kekebalan
Selain pengobatan langsung terhadap PMK, penting juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh sapi agar lebih cepat pulih dan mampu melawan infeksi. Pemberian vitamin dan suplemen sangat dianjurkan untuk mendukung sistem imun sapi selama masa pemulihan.
Vitamin dan suplemen yang digunakan:
Vitamin A, D, E: Dikenal sangat penting untuk kesehatan kulit, kekuatan tulang, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Vitamin B kompleks: Membantu dalam proses metabolisme energi dan mempercepat pemulihan.
Cara Aplikasi: Vitamin dapat diberikan melalui penyuntikan intramuskular (IM) atau dicampur dengan pakan. Sapi yang sedang dalam masa pemulihan dari PMK biasanya mengalami penurunan nafsu makan, jadi penting untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang cukup.
Dosis yang Dianjurkan: Dosis pemberian vitamin tergantung pada rekomendasi pabrik obat atau sesuai dengan arahan dokter hewan. Biasanya, vitamin ini diberikan sekali sehari atau beberapa kali dalam seminggu, tergantung kondisi sapi.
5. Obat Antipiretik (Penurun Panas) Demam adalah salah satu gejala umum pada sapi yang terkena PMK, dan demam yang tidak terkendali dapat mengakibatkan dehidrasi dan melemahkan tubuh sapi. Oleh karena itu, penggunaan obat antipiretik sangat penting untuk menurunkan suhu tubuh sapi. Obat penurun panas yang digunakan: Paracetamol: Salah satu antipiretik paling umum yang juga dapat digunakan pada hewan. Metamizole: Pilihan lain yang lebih kuat untuk mengatasi demam tinggi. Cara Aplikasi: Obat antipiretik bisa diberikan melalui penyuntikan intramuskular (IM) atau pemberian oral. Teknik pemberian tergantung pada kondisi sapi dan kemampuan peternak. Dosis yang Dianjurkan: Untuk Paracetamol, dosis yang umum adalah 10-20 mg/kg berat badan sapi, diberikan setiap 6-8 jam. Penggunaan obat ini harus dipantau dengan cermat untuk menghindari overdosis. Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) memang merupakan ancaman serius bagi peternakan sapi. Namun, dengan pengobatan yang tepat dan aplikasi yang sesuai, sapi dapat pulih dan terhindar dari komplikasi lebih lanjut. Selain penggunaan obat-obatan, penting juga untuk menjaga kebersihan lingkungan peternakan dan memantau kondisi sapi secara berkala. Langkah-langkah preventif seperti vaksinasi, kebersihan kandang, dan karantina hewan yang baru didatangkan juga sangat penting untuk mencegah penyebaran PMK. Dengan penanganan yang baik dan teratur, peternak bisa menjaga kesehatan sapi mereka dan melindungi keberlangsungan usaha ternak dari ancaman PMK.