Daging wagyu dikenal sebagai daging berkualitas premium yang memiliki harga jual empat kali lipat lebih mahal dari daging sapi biasa. Harga daging sapi yang tinggi rupanya disebabkan oleh biaya produksinya yang juga tinggi. Belakangan ini, daging Wagyu A5 sempat viral di kalangan masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai daging wagyu.
Salah satu faktor yang membuat harga daging wagyu mahal adalah bibit sapinya yang juga dijual dengan harga mahal, belum lagi biaya perawatan dan pengadaan pakan yang dibutuhkan. Pakan yang diberikan untuk Sapi Wagyu tidaklah sama seperti pakan sapi-sapi lain, mereka harus diberikan pakan yang mengandung serat tinggi dan memiliki kecukupan nutrisi yang baik.
Asupan mineral, vitamin, dan kalsium juga mesti diperhatikan. Selain itu, salah satu faktor yang juga akan mempengaruhi kualitas daging yang akan dihasilkan adalah kondisi ketenangan sapi dengan diberikan treatment tertentu seperti diperdengarkan musik klasik dan kondisi kandang yang tenang dan nyaman. Bahkan, diperlukan pengaturan suhu kandang untuk membuat sapi-sapi di sana tetap rileks.
Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan biaya produksi daging wagyu menjadi sangat tinggi karena untuk menghasilkan daging dengan marbling yang baik diperlukan pemeliharaan yang sangat baik pula.
Di Indonesia dikenal dua jenis daging wagyu, yaitu daging wagyu yang berasal dari sapi wagyu yang dikembangkan di peternakan lokal yaitu PT Santosa Agrindo (SANTORI) yang berlokasi di Provinsi Lampung dan jenis daging wagyu asli yang diimpor dari Jepang.
Daging wagyu yang dihasilkan oleh peternakan lokal akan dibanderol dengan harga dua kali lipat dari jenis daging sapi biasa, tetapi harga ini masih setengah dari harga daging wagyu aslinya. Daging-daging ini banyak didistribusikan untuk keperluan restoran, hotel, dan kuliner-kuliner kelas premium.
Dilansir dari Travel kompas.com – Di dunia perdagingan, ada sistem penilaian khusus untuk menentukan kualitas daging tersebut. Dilansir dari Savor Japan, sistem penilaian daging wagyu memiliki standarisasi khusus yang sudah ditetapkan oleh Japanese Meat Grading Association yang didasari oleh beberapa faktor khusus.
Peringkat penilaian daging wagyu memiliki dua faktor, yaitu peringkat huruf (A-C) yang disebut dengan Yield Grade dan peringkat angka (1-5) yang disebut Quality Grade. Peringkat huruf akan menilai daging berdasarkan seberapa banyak daging berkualitas yang dihasilkan dari satu bagian sapi. Penilaian ini akan memberikan indikasi kepada para pelanggan seberapa bagus sapi tersebut dipelihara oleh sang peternak.
Sedangkan, peringkat angka menilai daging wagyu berdasarkan tiga kualitas visualnya yaitu, warna daging, tingkat ketegasan dan kehalusan tekstur daging, dan warna lemak yang terkandung dalam daging. Dengan urutan peringkat satu menjadi yang terburuk, dan peringkat lima menjadi yang terbaik.
Peringkat akhir daging wagyu akan ditentukan berdasarkan skor huruf dan angka yang akan disatukan. Maka dari itu, untuk mendapatkan wagyu A4 atau Wagyu A5, daging sapi wagyu ini haruslah benar-benar sempurna. Lazimnya, grade A akan ditempati oleh daging sapi wagyu yang memiliki darah murni, grade B ditempati oleh daging sapi wagyu blasteran alias ada persilangan, dan grade C ditempati oleh daging sapi Angus atau Wholestain.
Semakin tinggi peringkat yang dimiliki oleh daging, maka akan semakin tinggi pula kualitas marblingnya. Sebaliknya, semakin rendah peringkat yang dimiliki oleh daging, maka daging akan semakin berlemak.