Di Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sistem penggembalaan sapi telah menjadi pilihan efisien bagi para peternak. Seorang penggembala dapat memelihara hingga 100 ekor sapi dengan metode ini, terutama sapi-sapi indukan yang dilepas di padang penggembalaan.
Penggembalaan dilakukan sejak pagi hingga sore, ketika sapi-sapi tersebut kembali ke kandang. Di lapangan, para penggembala juga membawa pejantan untuk kawin dengan sapi indukan yang sudah birahi. Meskipun sapi-sapi ini hanya mengandalkan rumput, mereka tetap menunjukkan kondisi tubuh yang baik berkat ketersediaan pakan yang melimpah, terutama pada bulan Mei dan Juni.
Metode penggembalaan ini lebih efisien dibandingkan dengan sistem kandang tradisional, di mana pakan harus dipotong dan dibawa ke sapi. Dengan kebebasan mengakses pakan secara langsung, penggembala tidak hanya mengurangi biaya tetapi juga meningkatkan produktivitas. Daerah dengan padang penggembalaan luas, seperti Pulau Timor dan Pulau Sumba, sangat mendukung pengembangan ini.
Untuk meningkatkan kualitas anakan dari sapi bunting, pemberian pakan tambahan seperti premix, mineral, dan vitamin menjadi penting. Kalsium yang cukup sangat diperlukan, terutama saat indukan melahirkan. Sumber kalsium alami, seperti batu kapur, tersedia di alam dan dapat dimanfaatkan.
Dengan pengelolaan yang baik, sistem penggembalaan di Kabupaten Kupang dapat menjadi model yang efisien dan produktif untuk bisnis sapi. Sapi-sapi indukan yang sehat dan terawat akan menghasilkan anakan berkualitas, mendukung kebutuhan peternak di masa depan.