Gagal Swasembada Daging Sapi Apa Permasalahan Negara Indonesia

Topik Artikel : Berita Ternak
Sapibagus Sabtu 07 Oktober 2023
Share this

Selama ini importir sapi negara Indonesia hampir 100% berasal dari Australia, jenisnya adalah brahman cross, hal ini karena proses pengimporan bakalan sapi dari Australia sudah lama berlangsung selama hampir 35 tahun, sehingga para pembisnis importir sapi bakalan sudah mengenai bagaimana polanya, jenis sapinya, harganya kemudian hubungan bisnis yang sudah berjalan. Namun kenaikan harga sapi sangat berpengaruh terhadap industri peternakan Indonesia, sehingga telah direncanakan untuk mendatangkan sapi dari luar Australia tetapi sampai sekarang belum terealisasi.

Selain itu alternatif lainnya dapat dilakukan dengan mendatangkan sapi dari Asia Selatan terutama dari India tetapi menurut ketetapan undang-undang peternakan dan kesehatan hewan nomor 41 tahun 2014 menyatakan bahwa Indonesia diijinkan impor sapi dalam bentuk daging sapi maupun sapi hidup bakalan yang berasal dari negara yang sudah terbebas dari penyakit mulut dan kuku. Apabila negara yang bersangkutan ini belum bebas dari penyakit PMK maka institusi kita atau perundang-undangan Indonesia tidak mengizinkan untuk mendatangkan sapi dari negara tersebut, sedangkan negara di Asia Selatan tersebut baik India, Pakistan maupun Bangladesh masih ada yang terjangkit penyakit PMK.

Dalam kondisi impor daging maupun bakalan sapi, pada masa pemerintahan Presiden Jokowi diharapkan harga daging sapi bisa diangka Rp80.000 per kilo, hal ini menyebabkan konsumen mengalami keuntungan karena mendapatkan harga daging yang murah namun bagi produsen seperti industri peternakan maupun peternakan rakyat yang harga pokok produksinya lebih dari Rp80.000 per kilo. Apabila dipaksakan dijual dengan harga Rp80.000 per kilo tentunya akan rugi dan lama-kelamaan industri tersebut akan tutup, sehingga dapat dikatakan menguntungkan untuk konsumen tetapi merugikan untuk para industri maupun peternak rakyat. Tetapi apabila impor daging sapi dilakukan untuk diproses menjadi daging olahan dan daging olahan tersebut kemudian diekspor kembali tentunya akan berdampak positif terhadap industri perdagangan olahan di Indonesia.

Impor bakalan sapi maupun daging sapi relatif lebih murah sehingga harga jual di pasaran lokal akan lebih murah. Sedangkan peternakan rakyat karena tata niaganya panjang sehingga mengakibatkan harga kurang kompetitif dan tinggi. Hal ini apabila bersaing di pasaran maka akan menyebabkan kalah bersaing, sehingga diharapkan pemerintah paham dengan kondisi ini.

Harga daging impor beku lebih murah daripada daging segar di pasaran. Salah satu alasan kenapa daging sapi impor beku murah karena daging sapi impor diproduksi oleh industri dalam skala besar dimana proses breedingnya sangat efisien dan fatteningnya juga sangat efisien menyebabkan biaya produksi murah, karena skalanya efisien misalnya bisa dilihat peternakan yang ada di Australia disana peternaknya melihara dalam skalanya besar minimal 5000-10000 dalam satu kawasan peternakan yang dikelola oleh 3-5 orang peternak dan dikelola kurang lebih 5-10 pekerja dan menggunakan padang-padang pengembalaan yang luas sehingga jauh lebih efisien dalam menghasilkan bibit bakalan. Sedangkan, proses penggemukannya setelah mendapatkan bakalan dari padang-padang pengembalaan, proses fattening dilakukan dengan menggunakan pakan pakan yang lebih kompetitif dan skala industri. Kemudian sapi tersebut siap dipotong di rumah pemotongan hewan dengan menggunakan mesin-mesin yang sangat efisien dan kompetitif, dan daging-daging tersebut diklasifikasi menurut pengelompokan masing-masing dan sudah ada standarisasi dari produknya berbeda dengan Indonesia yang menjual daging murni tanpa adanya pengelompokan. Hal ini lah yang menyebabkan harga daging impor lebih murah jika dibandingkan dengan harga daging segar yang ada di Indonesia.

Sedangkan target swasembada daging sapi selalu gagal. Hal ini terjadi karena struktur industri pembibitan yang ada di Indonesia belum bisa berjalan baik sehingga para industri feedloter masih harus mendatangkan bakalan sapi dari luar, kenapa demikian karena bakalan bakalan lokal ini tidak mampu memenuhi permintaan dari industri peternakan jadi inti dari kegagalan tidak tercapai sasaran swasembada daging sapi karena belum terbentuknya industri pembibitan sapi di Indonesia.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Gagal Swasembada Daging Sapi Apa Permasalahan Negara Indonesia | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus