Gapuspindo Penghasil 700 Ribu Sapi Di Indonesia

Topik Artikel : Peternakan Lokal
Sapibagus Senin 08 Agustus 2022
Share this

Saat awal berdiri Gapuspindo terdiri dari 42 anggota perusahaan. Rata-rata perusahaan yang tergabung dalam Gapuspindo ini melakukan proses penggemukan sekitar 600-700 ribu ekor per tahun untuk mensuplai kebutuhan konsumsi masyarakat dalam negeri. Jika dipersentasekan sekitar 18-22 % share kontribusi Gapuspindo terhadap pasokan daging dalam negeri. Lokasi peternakan yang tergabung di dalam gapuspindo tersebar di Lampung, Sumatera Selatan (sudah tutup), Banten, Jabar, dan Jatim. Beberapa anggota Gaspindo terkonsentrasi di daerah jabar dan Lampung dan persentase produksinya juga lebih banyak di daerah tersebut. Hal tersebut terjadi karena Jabar lebih dekat terhadap market Jabodetabek dan Bandung raya memang banyak mengonsumsi daging sehingga banyak terpusat di Jabar. Di Lampung banyak dilakukan penggemukan yaitu lebih mendekati pada sumber daya pakannya. Asosiasi-asosiasi berdiri karena semua perusahaan itu mempunyai tujuan yang sama dalam partisipasi penyediaan daging sapi di dalam negeri melalui bisnis sapi potong.

Dari asosiasi ini memang strukturnya dari 42 feedlot dipilih 10 untuk menjadi dewan Gapuspindo dan 2 sebagai dewan pengawas. Pak Joni Liano yang ditunjuk sebagai direktur eksekutif yang melaksanakan kegiatan harian dengan kebijakan-kebijakan yang ada dan dilaksanakan di asosiasi ini dikemas oleh dewan dan dimusyawarahkan kepada anggota dari kebijakan untuk bisa menjalankan industri ini lebih baik. Masing-masing anggota yang tergabung di dalam Gapuspindo punya manajemen produksi sendiri dan berkompetisi dalam menghasilkan sapi yang berkualitas. Asosiasi bertugas menjembatani komunikasi antara anggota dengan pemerintahan sebagai penentu kebijakan. Permasalahan komersial peternakan ditanggung oleh tiap anggota Gapuspindo dan Gapuspindo tidak mencampuri masalah tersebut dan tertuang di dalam anggaran dasar anggaran rumah tangga.

Setiap anggota melakukan produksi dengan bekerja sama dengan memanfaatkan sumber daya lokal. Contohnya Lampung, kebanyakan untuk memastikan suplai bahan baku pakan lokal untuk menjamin ketersediaan feedlot masing-masing. Manajemen produksi dan manajemen komersial itu akan menentukan kompetisi di lapangan nanti karena produk mereka akan berkompetisi di lapangan nanti. Sumber kebutuhan daging sapi Indonesia 64% sapi lokal, 36% sapi dan daging impor. Sumber kebutuhan tersebut juga memiliki batasan yang menentukannya sehingga kalau sapi antara 600-700 ribu dibutuhkan jika ditingkatkan menjadi 800 ribu mungkin pasarnya sudah tidak ada karena memang masyarakat kita masih menginginkan daging beku atau daging segar karena preferensi konsumen dalam kebutuhan daging segar masih tinggi dikalangan masyarakat Indonesia.

Importir daging untuk saat ini lebih mengarah kepada prime cut dan kelas menengah ke atas seperti kebutuhan hotel yang dikejar oleh mereka. Jika dilihat dari sisi market perlu adanya pengawasan di lapangan oleh pemerintah karena pemerintah juga menginginkan bahwa harga daging itu terjangkau bagi masyarakat agar masyarakat banyak mengonsumsi protein hewani. Maka dari itulah, daging kerbau diimpor yang katanya lebih murah. Disinilah peran pemerintah untuk mengawasi pasar agar tidak terjadi pengoplosan daging sapi serta daging impor dan daging segar sesuai dengan pasarnya. Para peternak lokal merasa tertekan akibat target pasar daging sapi yang tidak sesuai. Akibatnya peternak akan lebih condong terhadap pasar-pasar satu tahun sekali.

Gapuspindo tak hanya memiliki anggota yang tergabung saja namun sudah bekerja sama dengan para peternak rakyat perorangan. Gapuspindo juga sedang memulai bekerja sama dengan para kelompok peternak dengan membuat kelompok ini agar dapat melakukan manajemen dari feedloter. Salah satu contoh kelompok yang diajak kerja sama oleh gapuspindo yaitu Kelompok Peternak Malang untuk bekerja sama. Gapuspindo juga meminta Universitas Brawijaya untuk melakukan pendampingan ke kelompok ternak tersebut. Diharapkan dari kerja sama ini agar peternak-peternak dapat mengembangkan multiaplikasi di tempat-tempat lain sehingga nanti hasil produksi mereka bisa diserap. Diperlukannya integrasi antara industri peternak dengan sumber dana atau funding. Seperti program-program KUR (Kredit Usaha Ternak) yang akan dikembangkan dan produksi yang dihasilkan peternak itu bisa ditarik kembali.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Gapuspindo Penghasil 700 Ribu Sapi Di Indonesia | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus