Gunung Merapi, salah satu gunung berapi teraktif di Indonesia, kembali menunjukkan keaktifannya. Setelah 10 tahun berlalu sejak bencana besar yang merenggut ribuan korban jiwa dan ternak, serta mengakibatkan kerugian yang sangat besar, tahun ini status Gunung Merapi kembali ditingkatkan menjadi siaga I. Hal ini mengakibatkan masyarakat sekitar, terutama yang tinggal di lereng gunung, mulai bersiap untuk menghadapi kemungkinan bencana. Artikel ini bertujuan untuk membahas dampak dari status siaga Gunung Merapi terhadap peternak di daerah sekitarnya, serta solusi yang dapat diambil untuk mengurangi kerugian yang dialami.
Berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, status siaga I ini telah memicu masyarakat, khususnya peternak, untuk mencari tempat pengungsian. Daerah Padukuhan Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, merupakan salah satu lokasi yang paling merasakan dampak dari situasi ini. Banyak peternak yang mulai mengungsikan sapi-sapi ternak mereka ke tempat yang telah disiapkan oleh pemerintah, demi keamanan dan kesejahteraan hewan-hewan tersebut.
Namun, tidak sedikit peternak yang memilih untuk menjual sapi-sapi mereka dengan harga yang relatif murah sebagai langkah cepat untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Hal ini menjadi perhatian utama, mengingat kondisi ekonomi yang dihadapi oleh peternak saat ini sangat sulit.
Kepala Dukuh Kalitengah Lor, Suwondo, menjelaskan bahwa fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor. Pertama, lokasi pengungsian yang terletak cukup jauh dari kandang peternakan menyulitkan proses pengangkutan dan pemberian pakan. Keterbatasan akses dan ancaman semburan abu vulkanik membuat banyak peternak ragu untuk mempertahankan ternak mereka di tengah ketidakpastian.
Kedua, ketakutan akan tidak optimalnya pertumbuhan dan produksi ternak juga menjadi alasan utama. Peternak khawatir bahwa sapi-sapi mereka tidak akan dapat tumbuh dengan baik, sehingga produksi susu dan daging yang diharapkan juga akan terganggu. Akibatnya, banyak dari mereka memutuskan untuk menjual sapi mereka kepada para "blantik"—perantara jual beli hewan ternak—yang datang dari berbagai daerah, termasuk Klaten dan Boyolali di Jawa Tengah.
Suwondo juga mencatat bahwa harga jual ternak yang ditawarkan oleh blantik cenderung lebih rendah dibandingkan dengan harga pasaran. Rata-rata harga jual sapi berkisar antara 18 hingga 24 juta rupiah, tergantung pada jenis dan bobot sapi. Hal ini tentu saja merugikan peternak yang terpaksa menjual di tengah kondisi yang tidak menguntungkan.
Panewu Cangkringan, Suparmono, menyarankan agar dinas terkait dapat memberikan fasilitas dan dukungan bagi para peternak yang ingin mengungsikan ternak mereka. Tanpa bantuan yang memadai, harga jual ternak akan terus merosot, dan peternak akan semakin terpuruk dalam kondisi ekonomi yang sulit.
Salah satu tantangan yang dihadapi peternak adalah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pakan ternak. Banyak peternak yang tidak memiliki akses yang memadai untuk mencari pakan, terutama dalam situasi darurat seperti ini. Kesulitan ini menjadi semakin nyata ketika mereka harus berurusan dengan pengangkutan pakan hijauan yang mungkin sulit ditemukan di tengah ancaman bencana.
Dalam menghadapi situasi ini, produk pakan konsentrat menjadi solusi alternatif yang dapat ditawarkan kepada peternak. Pakan konsentrat dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sapi dengan lebih efisien, meskipun dalam situasi sulit. Peternak dapat menghubungi penyedia pakan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai produk ini.
Keaktifan Gunung Merapi yang kembali mengancam masyarakat sekitar telah menciptakan dampak yang signifikan, terutama bagi para peternak. Penjualan ternak dengan harga murah sebagai langkah cepat untuk menghindari kerugian adalah salah satu realita pahit yang harus dihadapi. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pihak pemerintah dan dinas terkait untuk membantu para peternak dalam menghadapi situasi darurat ini. Dengan adanya solusi yang tepat, diharapkan peternak dapat mempertahankan usaha mereka dan mengurangi dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh bencana ini.
Rekomendasi untuk Masa Depan, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk:
Memberikan Dukungan Logistik: Menyediakan akses transportasi dan tempat pengungsian yang lebih dekat dengan lokasi peternakan.
Edukasi Peternak: Mengedukasi peternak mengenai manajemen ternak dalam situasi darurat, termasuk cara memberi pakan dan menjaga kesehatan hewan.
Fasilitasi Penjualan Ternak: Membantu peternak menemukan pembeli yang menawarkan harga yang lebih baik daripada blantik yang datang.
Pengembangan Produk Pakan: Mendorong penelitian dan pengembangan produk pakan yang lebih efisien dan mudah diakses oleh peternak.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan dampak negatif dari keaktifan Gunung Merapi dapat diminimalisir dan kesejahteraan peternak dapat terjaga.