Harga Daging Melonjak Pedagang Daging Mogok Jualan

Topik Artikel : Berita Ternak
sapibagus Rabu 23 Oktober 2024
Share this

Sejak Desember 2020, pengiriman sapi lokal ke rumah pemotongan hewan di wilayah Jabodetabek telah mengalami peningkatan. Namun, kondisi ini tidak cukup untuk mengatasi kelangkaan daging sapi yang saat ini terjadi di Jakarta. Situasi ini menyebabkan mogoknya para pedagang daging sapi di Jabodetabek, sebagai bentuk protes terhadap lonjakan harga yang signifikan.

Aksi mogok ini dilakukan selama tiga hari, dari tanggal 20 hingga 22 Januari 2022. Menurut TB Mufti Bangkit, Sekretaris Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (Abdi) DKI Jakarta, mogok berjualan ini merupakan reaksi terhadap harga daging sapi yang melonjak. Saat ini, harga per kilogram daging sapi yang belum dipisahkan dari tulang dan kulit mencapai Rp95.000. Harga ini dianggap terlalu tinggi untuk dijual kembali oleh pedagang.

Mufti menjelaskan bahwa biaya produksi dan pengiriman telah meningkat hingga sekitar Rp120.000 per kilogram. Sementara itu, harga eceran yang ditetapkan pemerintah adalah Rp120.000, yang belum mencakup biaya tenaga kerja dan keuntungan yang diharapkan pedagang. Kenaikan harga ini pun berdampak negatif bagi pedagang, karena harga jual telah melebihi batas tertinggi yang ditentukan pemerintah, sehingga masyarakat menjadi enggan membeli daging sapi.

Kenaikan harga daging sapi ini sudah dirasakan selama empat bulan terakhir, dan diprediksi akan terus berlanjut hingga bulan April 2022, dengan harga yang dapat mencapai Rp105.000 per kilogram. Pedagang berharap pemerintah segera mengimpor daging sapi dari Australia untuk menstabilkan harga di pasar. Selama lebih dari 30 tahun, Australia telah menjadi pemasok utama daging sapi ke Indonesia. Namun, saat ini Australia lebih memilih menjual dagingnya ke negara-negara Asia Tenggara lainnya, seperti Vietnam dan Thailand, yang mengakibatkan pasokan daging sapi ke Indonesia semakin terbatas.

Mufti menyatakan bahwa pihaknya telah mengirim surat kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan beberapa kementerian terkait untuk menyampaikan keluhan mengenai kenaikan harga daging sapi. Namun, hingga satu minggu setelah pengiriman surat, tidak ada respon yang diterima. Dia berharap dapat bertemu dengan Presiden Joko Widodo untuk mencari solusi terbaik terhadap permasalahan ini.

Seiring dengan tingginya harga daging sapi, Nanang Kurus Suwindro mengungkapkan bahwa harga sapi bakalan di Australia saat ini berada di kisaran Rp55.000 per kilogram. Jika sapi tersebut diimpor dan digemukkan di daerah lokal, maka dalam waktu 3-4 bulan harga daging yang dihasilkan bisa mencapai Rp135.000 per kilogram. Hal ini menunjukkan ketergantungan yang tinggi terhadap daging impor, di mana sekitar 95% kebutuhan daging sapi di Jabodetabek dipenuhi oleh daging impor yang digemukkan di Lampung dan Banten.

Sapi lokal memang memiliki populasi yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan daging sapi di Jabodetabek. Meskipun terdapat banyak sapi di daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali, pasokan dari sapi lokal di Jabodetabek tetap rendah. Dengan adanya peningkatan harga daging sapi yang berkelanjutan, para pedagang berharap agar pasokan sapi lokal dapat ditingkatkan untuk mengimbangi kekurangan.

Kenaikan harga daging sapi di Jabodetabek memberikan dampak signifikan baik bagi pedagang maupun konsumen. Situasi ini mencerminkan perlunya kebijakan yang lebih baik dalam pengelolaan pasokan daging sapi, termasuk kemungkinan impor yang lebih fleksibel dan dukungan untuk peternakan lokal, agar kelangkaan dan lonjakan harga daging sapi dapat diatasi dengan efektif.

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami melalui WhatsApp atau bisa langsung memesan melalui Shopee dan Tokopedia.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Harga Daging Melonjak Pedagang Daging Mogok Jualan | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus