Impor Di Stop 5 Tahun Lagi Sapi Lokal Habis

Topik Artikel : Qurban
Sapibagus Jumat 12 Agustus 2022
Share this

Pada kesempatan ini akan ada penyampaian materi oleh Joni Liano selaku Eksekutif Gabungan Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia dalam acara workshop “Stabilitas Daging Sapi dan Kerbau di Pasaran Tradhisonal Menjelang Ramadhan dan Lebaran” yang membahas kondisi sapi lokal dan impor di Indonesia pada tahun 2021. Sapi yang digemukkan di kandang Indonesia, dari 100% jumlahnya 70% berasal dari sapi impor dan 30% lokal. Dari 70% sapi impor ini semuanya berasal dari daerah yang sama yaitu Australia. Dari data yang dikeluarkan oleh Dirjen PKA diprediksikan konsumsi daging nasional pada tahun 2021 yaitu sebanyak 696.597 ton. Dari hasil kebutuhan konsumsi nasional tersebut, hasil produksi daging lokal hanya 473.814 ton dan jika dipresentasekan produksi dalam negeri adalah 68% dari kebutuhan dalam negeri. Hal ini merupakan kabar gembira karena dari data tersebut dapat diketahui bahwa untuk tahun berikutnya kemungkinan kebutuhan konsumsi daging sapi dalam negeri akan dipenuhi oleh daging sapi lokal sehingga Indonesia tidak akan ketergantungan dengan sapi impor. Namun, pada data juga menunjukkan angka devisit sebanyak 280.000 ton. Devisit ini menunjukkan bahwa mau tidak mau negara harus melakukan impor mau tidak mau, karena jika negara tidak melakukan impor maka kemungkina sapi lokal akan habus dalam jangka 4-5 tahun. Oleh karena itu, pemerintah membuat kebijakan negara harus mengimpor sapi sebanyak 500.000 ekor setara dengan 96.367 daging sapi. Impor daging sapi yaitu sebnayak 185.000 ton, dengan 80.000 ton daging kerbau dari 185.000 ton daging. Daging beku dan sapi impor masuk ke dalam global trade sekarang. Satu-satunya jalan yaitu dengan pemerintah harus serius dalam meningkatkan komoditas sapi lokal karena terlalu banyak kompetitor yang meminta sapi ke Australia yang nantinya dapat menggangu dan berdampak ke dalam negeri.

Selanjutnya hasil dari rapat dengan Dinas Pertanian DKI, DKI menyampaikan bahwa kebutuhan daging pada Ramadhan dan Lebaran nanti hanya sebnayak 12.258 ton, yang diketahui bahwa DKI ini merupakan daerah konsumen dan juga best mart dari daerah-daerah lain sehingga dapat dijaga kebutuhan dari daging DKI. Dari 473.814 maka dapat dikatakan bahwa jumlah daging aman apabila hanya untuk memenuhi kebutuhan dari DKI yang sebagai best mart. Namun, perlu adanya mobilisasi untuk memenuhi kebutuhan daging dari daerah DKI dengan cara mekanisme pasar seperti musim Idul Adha.

Pada tahun 2019, tertera didata bahwa sapi yang diimpor Indonesia sebanyak 51.168 ekor, tahun 2020 mnejadi 430.667 ekor. Peningkatan impor ini terjadi karena adanya dampak dari ketergantungan terhadap suatu negara karena daging dari negara tersebut sudah masuk dalam global trade sehingga Indonesia terpengaruh untu mengimpor sapi. Stok sapi Gaspindo pada tahun 2020 adalah 196.123 ekor sapi per bulan Februari jadi ada kekurangan sebanyak 43% dari tahun lalu. Padahal dari data Lebaran tahun lalu pada bulan Februari sapi yang distok telah sebanyak 196.000.

Populasi sapi di Australia pada tahun 2020 pLing rendah dalam 25 tahun terakhir sehingga pada 2020 Australia mencoba merepopulasikan lagi. Diperkirakan tahun 2023 kondisi harga sapi di Australia kembali normal artinya bila memang 2023 kondisi sapi Australia dapat kembali ke posisi normal maka kemungkinan untuk kembali ke posisi normal seperti 2020 akan mungkin terjadi. Total ekspor Australia tahun 2019 adalah 1.303.440 ekor, tahun 2020 sebanyak 912.171 ekor, turun 13%. Hal ini menjadi persoalan karena Indonesia terganung dari sapi Australia, jumlah ekspor dibatasi namun permintaan negara kompetitor meningkat. Sehingga nantinya akan menimbulkan hukum pasar mereka dengan surplay terbatas dengan permintaan banyak dengan harga yang meningkat. Dengan ini juga pengekspor membeli sapi ke peternak dengankurs dollar AUS dijual dengan kurs dollar U$.

Pemerintah harus mengedukasikan kepada konsumen mengenai harga daging sapi saat ini memang mahal. Namun, pemerintah juga memberikan solusi alternatif apabila kekurangan dana maka dapat memilih konsumsi sapi kerbau. Dengan populasi sapi lokal yang mencapai 68% terhitung banyak dan dapat mencukupi kebutuhan musim kurban. Banyaknya sapi lokal ini pada musim kurban juga menimbulkan kesenangan untuk para peternak karena menjelang musim kurban harga sapi juga dapat melonjak tinggi. Solusi yang dapat disimpulkan untuk pemerintah bahwa ketersediaan sapi lokal jauh lebih penting jika dibandingkan dengan harga, terutama di bulan April-Mei. Ketersediaan sapi ini dapat dilakukan dengan cara membuka impor sapi hidup dari negara lain selain Australia seperti Meksiko dan Brazil. Selain itu, bulog juga dapat langsung menjual daging kerbau beku ke pasar tradhisional.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Impor Di Stop 5 Tahun Lagi Sapi Lokal Habis | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus