Ketersediaan bahan baku pakan hewan ternak yang stabil menjadi tantangan tersendiri bagi peternak di Indonesia. Terutama di beberapa wilayah, sumber daya pakan terbatas dan sangat bergantung pada musim. Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan pakan yang berkelanjutan, diperlukan teknologi pengolahan pakan yang inovatif dan efisien. Salah satu solusi yang muncul adalah memanfaatkan limbah habatussauda (jintan hitam) sebagai bahan campuran dalam pembuatan pakan ternak.
Ketersediaan hijauan dan konsentrat pakan sangat bergantung pada musim dan cuaca. Di daerah tertentu, peternak sering kali menghadapi kesulitan dalam memperoleh pakan berkualitas selama musim kemarau atau saat terjadi bencana alam. Kondisi ini membuat peternak harus mencari alternatif pakan yang dapat disimpan dan digunakan kapan saja.
Di era modern ini, banyak peternak berada di daerah perkotaan dengan lahan terbatas. Mereka membutuhkan pakan yang bersih, berkualitas, dan mudah diolah. Inovasi dalam pakan ternak menjadi krusial, terutama untuk meningkatkan produktivitas hewan ternak dalam ruang yang terbatas.
Habatussauda atau jintan hitam dikenal luas sebagai tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat kesehatan, baik untuk manusia maupun hewan. Mengandung senyawa aktif seperti thymoquinone, habatussauda berpotensi meningkatkan daya tahan tubuh ternak dan memperbaiki kesehatan pencernaan. Dengan memanfaatkan limbah habatussauda dalam pakan, kita tidak hanya memanfaatkan sumber daya yang ada, tetapi juga meningkatkan kualitas pakan.
Limbah habatussauda dapat dikombinasikan dengan berbagai bahan lain seperti dedak, bungkil sawit, dan molases. Kombinasi ini menghasilkan pakan dengan kandungan protein kasar yang tinggi, sekitar 18%. Kandungan protein ini sangat penting untuk pertumbuhan dan produktivitas ternak, seperti susu pada kambing perah.
Proses pembuatan wafer pakan ternak berbasis limbah habatussauda dimulai dengan pengumpulan bahan-bahan seperti limbah habatussauda, dedak, kulit kopi, bungkil sawit, bungkil kelapa, corn gluten feed (CGF), molases, vitamin, dan mineral. Semua bahan ini dipilih karena kandungan nutrisinya yang tinggi dan ketersediaannya yang melimpah.
Setelah bahan-bahan terkumpul, langkah selanjutnya adalah proses penggilingan. Bahan-bahan digiling menjadi ukuran yang lebih halus untuk memastikan pencampuran yang merata. Proses ini penting untuk meningkatkan palatabilitas dan efisiensi pakan.
Setelah pencampuran, bahan-bahan yang telah digiling dimasukkan ke dalam mesin cetak khusus untuk dipadatkan menjadi bentuk wafer. Proses pemadatan ini berlangsung selama 5 hingga 10 menit. Setelah itu, wafer yang telah dicetak dipindahkan ke dalam wadah untuk didinginkan sebelum dikemas.
Wafer pakan limbah habatussauda yang telah didinginkan siap untuk dikemas. Pengemasan yang baik akan memastikan pakan tetap segar dan tahan lama. Selanjutnya, produk ini dapat dipasarkan kepada peternak di berbagai daerah, baik perkotaan maupun pedesaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian wafer limbah habatussauda dapat meningkatkan produksi susu pada kambing perah hingga 20%. Hal ini menjadi nilai tambah bagi peternak, terutama di daerah yang memiliki permintaan tinggi terhadap produk susu.
Dengan kombinasi bahan-bahan yang berkualitas, wafer pakan ini memiliki palatabilitas yang tinggi. Artinya, hewan ternak lebih suka mengonsumsi pakan ini dibandingkan dengan pakan konvensional lainnya. Hal ini sangat penting untuk memastikan ternak mendapatkan asupan nutrisi yang optimal.
Salah satu kelebihan dari wafer pakan adalah bentuknya yang kompak. Pakan ini tidak akan berhamburan, sehingga mengurangi kemungkinan pencemaran lingkungan sekitar peternakan. Dengan cara ini, peternak dapat menjaga kebersihan kandang dan mengurangi bau yang tidak sedap.
Inovasi dalam pengolahan pakan ternak berbasis limbah habatussauda ini diharapkan dapat mendukung ketersediaan pakan ternak yang berkualitas. Dalam konteks ketahanan pangan, peningkatan produktivitas hewan ternak melalui pakan yang lebih baik sangat penting. Dengan memanfaatkan limbah habatussauda, tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi produksi, tetapi juga mengurangi limbah yang dihasilkan dari proses pertanian.
Dengan tersedianya pakan berkualitas dan terjangkau, peternak diharapkan dapat meningkatkan pendapatan mereka. Peningkatan produktivitas ternak akan berimbas pada kesejahteraan peternak, serta berkontribusi pada perekonomian lokal. Program-program pelatihan dan pendampingan bagi peternak juga perlu dilaksanakan untuk memastikan mereka memahami cara penggunaan pakan ini secara efektif.
Meskipun penggunaan limbah habatussauda dalam pakan ternak menunjukkan banyak manfaat, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengeksplorasi potensi lain dari tanaman ini. Penelitian dapat difokuskan pada pengembangan produk pakan yang lebih beragam, serta uji coba di berbagai jenis ternak untuk mengetahui efektivitasnya.
Dosen IPB ciptakan inovasi pengolahan pakan ternak berbahan dasar limbah habatussauda. Pengolahan pakan ternak berbasis limbah habatussauda merupakan inovasi yang menjanjikan dalam memenuhi kebutuhan pakan hewan ternak di Indonesia. Dengan proses yang relatif sederhana dan hasil yang berkualitas, wafer pakan ini dapat menjadi solusi bagi peternak yang menghadapi tantangan dalam ketersediaan pakan. Selain itu, pemanfaatan limbah habatussauda juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan dengan mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi sumber daya.
Inovasi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan pangan, meningkatkan produktivitas ternak, dan meningkatkan kesejahteraan peternak. Dengan dukungan yang tepat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan lembaga penelitian, penggunaan limbah habatussauda dalam pakan ternak dapat berkembang menjadi salah satu solusi penting dalam industri peternakan di Indonesia.
Sapibagus Farm menjual berbagai kebutuhan pakan ternak ruminansia. Untuk pemesanan maupun informasi lebih lanjut silakan hubungi kami melalui WhatsApp atau bisa langsung memesan melalui Shopee dan Tokopedia.