Berita duka datang dari Keraton Solo Kasunanan Surakarta yang baru saja kehilangan seekor kerbau bule atau kerbau albino miliknya yang diduga terpapar PMK pada 21 Juli 2022 kemarin. Hal ini dibenarkan oleh Wakil Pengageng Sasono Wilopo Keraton Kasunanan Surakarta, KP Dani Nur Adiningrat. Kerbau Albino bernama Apon dan berusia 20 tahun ini langsung dikubur pada malam harinya.
Berdasarkan laporan, kerbau albino ini sudah menjalani pengecekan sejak dua pekan sebelumnya dan tidak menunjukkan tanda-tanda terindikasi PMK dan baru terlihat gejalanya ketika kerbau sudah mati. Kerbau tersebut dipelihara di kandang sisi barat yang terpisah dengan yang lainnya. Dan saat ini, total ada sekitar tujuh ekor kerbau di kandang tersebut yang juga terpapar virus PMK.
Mengingat kerbau-kerbau tersebut sehari-hari hanya berada di kandang, maka diduga virus PMK ini terpapar melalui perantara orang-orang yang berlalu-lalang di sekitaran kandang.
Turut berduka cita untuk pihak Keraton Kasunanan Surakarta dan sekitarnya, semoga kerbau-kerbau yang terjangkit bisa kembali sehat seperti sedia kala.
Omong-omong soal kerbau albino, sahabat tau gak sih kalau katanya kerbau bule milik Keraton Solo ini diyakini oleh masyarakat sebagai keramat? jadi bukan sembarang kerbau nih. Konon katanya, leluhur kerbau bule ini merupakan hadiah dari Kiai Hasan Beshari, Tegalsari, Ponorogo dan merupakan hewan klangenan atau kesayangan Paku Buwono II yang dijadikan sebagai cucuk lampah atau pengawal pusaka keraton bernama Kiai Slamet.
Konon, ketika Paku Buwono II sedang mencari lokasi untuk membangun keraton baru pada tahun 1725, leluhur kerbau albino ini dilepas dan perjalanannya diikuti oleh para abdi dalem keraton, sampai akhirnya berhenti di tempat yang kini menjadi Keraton Solo, sahabat. Makanya, bagi masyarakat Solo dan sekitarnya, kerbau bule ini bukan lagi hewan yang asing. Setiap malam satu suro, kerbau-kerbau albino ini akan dikirab atau diiring-iring oleh abdi dalem menuju halaman keraton.
Peristiwa ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat karena mereka akan berkumpul di sekitar istana dan jalan-jalan yang akan dilalui rombongan kirab. Mereka percaya, dengan menyaksikan kirab mereka akan mendapatkan berkah dari keraton. Uniknya nih, sahabat, katanya kawanan kerbau bule ini sering berkelana mencari makan ke tempat-tempat yang jauh tanpa diikuti oleh para abdi dalem keraton, bahkan mereka sering sampai ke Cilacap yang berjarak sekitar 100 kilometer dari Keraton Solo dan setiap menjelang malam 1 suro, mereka akan kembali ke keraton dengan sendirinya untuk mengikuti ritual kirab.
Maka dari situlah, sahabat, malam satu suro menjadi ritual yang sangat berarti bagi para penduduk Jawa, karena bukan saja sebagai malam pergantian tahun tetapi juga memiliki ritual spiritual yang sangat kuat.