Peternakan sapi bali dapat dikelompokkan menjadi peternakan rakyat dan peternakan skala menengah, di mana sapi-sapi tersebut dipelihara di kandang. Kali ini sapibagus berkesempatan mengunjungi salah satu kandang mitra sapibagus angkatan 54 Bapak Ngakan Supartha.
Bermula dari kekhawatiran bapak ngakan melihat banyak limbah pertanian seperti jerami, daun kacang tanah, dan tebon jagung yang dibuang atau dibakar. Saya sangat menyayangkan hal ini karena selain menyebabkan polusi, limbah tersebut sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Dari situ, saya melihat peluang bisnis dan memutuskan untuk memulai peternakan sapi. Setelah melakukan persiapan dan kajian selama kurang lebih satu setengah tahun dengan mengunjungi peternak sukses dan ahli-ahli ternak, termasuk mengikuti pelatihan di Sapi Bagus, saya akhirnya memulai usaha peternakan ini," ujar Pak Ngakan.
Sebelum memulai pembuatan kandang, melakukan banyak riset, baik melalui media sosial maupun mengunjungi beberapa peternakan. Saya juga berkonsultasi dengan salah satu peternak sukses di Bali untuk merancang kandang yang sesuai dengan standar sapi bali, termasuk sirkulasi udara dan pembuangan limbah yang menjadi dasar model dan bentuk kandang ini.
Setelah kandang siap, biasanya mulai mencari bibit dari peternak sekitar dan melalui group-group di media sosial. Jika harganya cocok, maka akan dibeli. Selain itu juga sering mengunjungi pasar-pasar hewan, seperti Pasar Beringkit di Mengwi, Badung, yang merupakan pasar ternak terbesar di Bali.
Ada beberapa metode yang dicoba di awal, karena memang belum pernah beternak sapi sebelumnya. Namun, setelah melakukan beberapa uji coba dan mengikuti pelatihan di Sapibagus, selanjutnya menemukan formula yang tepat. Sebagian besar konsep pemberian pakan yang diterapkan berasal dari pelatihan Sapibagus, seperti pembuatan pakan fermentasi menggunakan jerami, daun kacang tanah, dan tebon jagung. Di sekitar kandang terdapt limbah melimpah, sehingga bisa dimanfaatkan sebagai pakan sapi.
Selain pakan ternak hijauan, sapi juga diberikan konsentrat, namun dalam jumlah yang sangat terukur untuk efisiensi biaya. Pakan konsentrat di Bali harganya cukup tinggi, sehingga terus mencari formula yang lebih ekonomis untuk ke depannya.
Dalam memasarkan sapi setelah digemukkan untuk sementara sapi dijual ke pengepul setempat di Bali, serta melalui media sosial. Ada juga permintaan dari luar pulau seperti Jakarta, Surabaya, dan Banten, namun belum berani mengambil resiko besar dan lebih memilih menjual kepada pengepul yang memiliki jaringan lebih luas.
Saran bagi yang ingin memulai usaha peternakan sapi atau yang bisnisnya belum berkembang maksimal adalah perlu riset. Lakukan kajian mendalam, baik dari segi potensi masalah hingga solusi. Selain itu, banyak belajar dengan mengikuti pelatihan-pelatihan dari peternak sukses untuk meminimalisir kesalahan dan kerugian. Jangan berhenti belajar, dan terus berkomunikasi dengan sesama peternak untuk bertukar pikiran dan pengalaman."
Pak Ngakan adalah salah satu alumni Pelatihan Bisnis Sapi Angkatan 54 di Jakarta yang telah sukses dalam penggemukan sapi di Bali. Untuk meningkatkan pengetahuan dalam berbisnis sapi, pengelolaan kandang, dan memperluas jaringan, Sapibagus membuka pelatihan bisnis sapi bagi peternak pemula maupun yang ingin meningkatkan usahanya. Untuk informasi pendaftaran, silakan hubungi kontak berikut 0821-1902-7681
Tetap semangat menjadi peternak. Salam Sapibagus!