Terkait dengan banyaknya manfaat yang bisa dioptimalisasi dari limbah yang selama ini jadi masalah untuk di lakukan proses engineering. tentunya karena masih banyak yang kapasitasnya adalah peternak rakyat ini jumlah populasi ternaknya tidak terlalu besar, apakah bisa dengan cara atau teknologi yang lebih sederhana, yang dapat menjadikan paling tidak dari sekian banyak manfaat F yang terbuang tadi bisa digunakan 75% bahkan 50% nya saja itu sudah luar biasa.
Terdapat basic desain yang harus diikuti prinsipnya dan tidak boleh dilanggar tetapi ketika menjadi titik di sini kemudian ke performa isi engineering, performa construction engineeringnya tetap. tetapi nantinya programent dan construction itu bisa berbeda. misalkan pada awalnya dikenalkan program yang keseluruhannya harus serba beton, kemudian harus serba besi. sebenarnya tidak harus dan keseluruhannya bisa diganti dengan material-material yang bisa disebut ramah lingkungan serta lebih murah, semisal saja sambil beternak tetapi juga menanam bambu biasa atau bambu petung yang bagus.
Nantinya bisa untuk penunjang dari proses tetapnya, tetapi di programent dan construction kualitasnya tidak kalah dengan kondisi beton besi tetapi engineeringnya memenuhi syarat ini jadi kosnya bisa turun sekali. Apalagi dari segi material dan performa di dalamnya disediakan semua, seperti besi tadi harus diganti dengan bambu petung yang benar-benar teruji. Juga kemudian untuk material betonnya bisa diganti dengan pasir kapur dan bahan-bahan lain yang asal kedap dan masih memenuhi syarat, karena prinsipnya adalah material konstruksi dan teknik konstruksinya bisa dimaksimalkan dengan cara lain.
Terakhir, Pak Darmono menjelaskan pengalaman beliau yang sekian puluh tahun menjalankan bisnis peternakan dengan memanfaatkan produk limbahnya untuk menghasilkan cash flow yang ternyata nilainya luar biasa. Jadi jika dilihat pemanfaatan 70% rasionya itu kurang lebih adalah, dua ekor sapi itu bisa menunjang dan menyediakan kebutuhan untuk satu hektar lahan, juga sudah dibuktikan dengan banyak hal-hal dan beberapa pihak.
Bisa dilihat beberapa provinsi melakukan hal tersebut dan memang sukses menjadikan dua ekor sapi tersebut bekerja untuk satu hektar, Semisal saja padi kenaikannya jika kita tinjau dari sudut fertilizernya padi yang panennya hanya 3-6 Ton dengan dua ekor sapi tersebut nantinya akan bekerja di atas 10 ton dan hal itu sudah dibuktikan banyak hal. Dengan melihat Farm yang sudah menjalankan ini dalam satu tahun satu hektar taddi bisa menghasilkan gabah mencapai 40 ton.
Sesuatu yang fantastis tapi memang benar terjadi, tetapi yang satu tahun panennya. semisal panen 25 juta x 250 tapi disisi satu hektarnya ini kita bisa menghasilkan minim 40 x 6 = 240 ditambah yang lainnya 300 jutaan, menjadi kelipatan 6 dengan rasio 30% 70% atau 25% tadi benar secara akuntansi adanya Material Balance, bisa dibuktikan bahwa adanya rupiah yang multiple dibanding dengan protein yang kita panen jadi indikatornya kalau kita panen sapi 2 ekor misalkan saja tadi 50 atau 60 juta maka yang 70% ya minim 3 kalinya itu yang dikeluarkan baru karbohidratnya belum protein belum glukosa jika kita sudah bicara integrasi vertikalnya ini maka karbohidrat itu hanya menyumbang satu bagian jadi jika hanya menyumbang hampir 300 juta, protein juga hampir mendekati 300 juta, glukosa, buah-buahan juga sama banyaknya. Maka multiple ini seolah nanti cash flownya sapi itu tidak terlihat dan bisa dibuktikan secara teoritis ataupun secara perhitungan material Balance ataupun dengan ilmu-ilmu yang lain.
Pak Darmono juga menjelaskan jika beliau sehari-harinya benar mempunyai kotoran tersebut setiap hari glukosanya panen dapat panen mangga, panen nangka. Dan kemudian bisa mendapatkan juga sepertinya telur bebek, ikan, belut dan itu semuanya gratis dengan catatan engineering prosesnya harus benar-benar berjalan. Apalagi karbohidrat bisa diganti dengan beras, jagung, dan yang sekarang baru terkenal itu sorgum.
Beliau yakin jika proses ini diikuti Indonesia masa depannya berada di sini, dan karena hal ini tidak bisa dikerjakan sendiri oleh sebuah lembaga pemerintah sekalipun karena ini perlu dikontribusikan kepada setiap individu yang ada di kelompok masyarakat atau di negara kita. Jika kita melihat Selandia Baru satu orang rasionya didukung oleh 10 ekor sapi dan kita lihat negaranya 75% dari ekspornya adalah dari bahasan tadi lebih dari sekedar negara maju. Yang jika kita lewat proses yang engineering proses ecer tadi itu ini harus diingat bahwa tidak pernah terbayangkan banyak orang yang sosial well being yaitu rasa friendly antar orang antar siapa saja yang ada di situ sehingga negaranya itu jadi tentram pendapatan naik tapi mungkin ya itulah hikmahnya kita ber sabilillah.
Ketika memelihara 2 ekor sapi kita mampu menghasilkan pupuk untuk satu hektar sawah, dari dua ekor sapi yang kita panen menghasilkan karbohidrat yang senilai bisa empat hingga lima kali lipat dari nilai jual sapinya. Itu baru karbonya, dari glukosanya, dan lain-lain. Jadi selama ini yang kita anggap sebagai limbah tidak bernilai jika kita manfaatkan dengan baik itu ternyata memiliki manfaat yang sangat luar biasa.