Limbah pertanian seringkali diabaikan meski memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan. Salah satu contohnya adalah kulit kopi atau yang dikenal sebagai cascara. Dalam produksi kopi, bagian luar biji kopi ini sering dibuang begitu saja setelah proses pengolahan. Padahal, kulit kopi memiliki kandungan nutrisi yang sangat berguna, terutama untuk keperluan pakan ternak.
Kulit kopi merupakan salah satu bahan yang bisa diolah menjadi pakan ternak berkualitas tinggi. Proses ini dilakukan melalui metode fermentasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kandungan nutrisi seperti protein kasar dan lemak kasar, sekaligus mengurangi kadar serat yang terdapat dalam kulit kopi. Dengan demikian, pakan yang dihasilkan menjadi lebih bernutrisi dan memiliki masa simpan yang lebih lama.
Sebagai bahan pakan, kulit kopi mengandung sekitar 10% protein kasar dan 17% serat kasar. Kandungan ini menjadikan kulit kopi sebagai sumber protein yang cukup baik untuk pakan ternak. Pemanfaatan kulit kopi tidak hanya sebatas pakan ternak, namun juga dapat digunakan sebagai bahan dasar kompos, yang tentunya memberikan nilai tambah bagi limbah yang awalnya dianggap tidak berguna.
Masyarakat yang semakin menyadari manfaat kulit kopi ini, terutama para peternak, mulai memanfaatkan limbah tersebut dalam skala yang lebih luas. Selain itu, permintaan akan kulit kopi sebagai bahan pakan ternak pun terus meningkat. Di beberapa daerah, seperti Jonggol, Jawa Barat, kulit kopi mulai diproduksi dalam jumlah besar untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak.
Pemanfaatan kulit kopi sebagai pakan ternak dan kompos merupakan salah satu solusi cerdas dalam memaksimalkan potensi limbah pertanian. Dengan proses pengolahan yang tepat, limbah ini dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi yang bermanfaat bagi peternak dan masyarakat luas. Langkah ini tidak hanya mendukung keberlanjutan pertanian dan peternakan, namun juga membantu mengurangi limbah yang mencemari lingkungan.
