Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan salah satu tanaman penting yang banyak dibudidayakan di negara-negara tropis, termasuk Indonesia, Nigeria, Thailand, dan India. Di Indonesia, ubi kayu menempati urutan ketiga sebagai makanan pokok setelah padi dan jagung. Penyebaran tanaman ini meluas ke seluruh provinsi di Indonesia, di mana ubi kayu dimanfaatkan sebagai bahan makanan, pakan ternak, dan bahan baku industri lainnya. Permintaan terhadap ubi kayu terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi konsumen.
Sentra produksi ubi kayu di Indonesia terletak di beberapa daerah, antara lain Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tanaman ini memiliki potensi yang besar sebagai pakan ternak, sumber energi, dan biomassa, dengan berbagai bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan, seperti umbi, daun, kulit, dan onggok.
1. Umbi Ubi Kayu
Umbi merupakan bagian utama dari tanaman ubi kayu dan merupakan sumber karbohidrat yang baik. Umbi dapat menggantikan jagung sebagai sumber energi dalam ransum ternak. Meskipun kandungan protein umbi relatif rendah, asam amino yang ada cukup baik untuk mendukung pertumbuhan ternak. Berdasarkan penelitian, penggunaan ubi kayu dalam ransum ternak ruminansia berkisar antara 40 hingga 90%.
2. Daun Ubi Kayu
Daun ubi kayu mengandung protein yang tinggi, mencapai sekitar 28,8%. Selain itu, silase dari daun ubi kayu muda dapat meningkatkan nilai nutrisi ransum ternak. Meskipun kandungan vitamin A dalam daun ubi kayu cukup tinggi, protein di dalamnya kurang tahan terhadap degradasi di rumen.
3. Kulit Ubi Kayu Kulit ubi kayu terdiri dari beberapa lapisan, di mana lapisan epidermis berwarna coklat dan tipis, sedangkan lapisan dermis lebih tebal. Kulit ubi kayu dapat menyumbang 8-15% dari umbi yang dikupas dan mengandung karbohidrat sekitar 50% dari total karbohidrat umbi.
4. Onggok Onggok adalah hasil sampingan dari industri tapioka yang diperoleh melalui proses penyaringan ketela pohon. Limbah ini biasanya berkisar antara 5-15% dari produk utama dan memiliki nilai gizi yang sedikit lebih rendah dibandingkan ubi kayu, tetapi tetap dapat digunakan sebagai sumber energi yang tinggi bagi ternak.
Pemberian limbah pengolahan ubi kayu segar atau silase bersamaan dengan daun ubi kayu kering merupakan kombinasi yang sangat cocok sebagai sumber pakan bagi sapi yang sedang dalam masa pertumbuhan. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan efisiensi pakan, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan kesehatan ternak.
Ubi kayu memiliki potensi besar sebagai sumber pakan ternak di Indonesia. Dengan memanfaatkan berbagai bagian dari tanaman ini, peternak dapat meningkatkan ketersediaan pakan yang bergizi bagi ternak mereka. Melalui pemahaman yang baik mengenai nilai gizi dan cara pemanfaatannya, diharapkan produksi ternak di Indonesia dapat meningkat secara signifikan.