Limbah merupakan sisa proses produksi di bidang pertanian, perkebunan dan industri pangan. Selama ini limbah menjadi masalah karena perusahaan bingung untuk tempat membuang limbah bahkan jika bisa perusahaan ingin mengolah limbah ini agar memiliki nilai lebih. Hal ini dirasakan oleh PT. Great Giant Livestock di provinsi lampung yang terkenal sebagai perusahaan produksi nanas terbesar di Indonesia. Atas dasar inilah perusahaan mulai mencari jalan keluar atas permasalahan limbahnya. PT. GGLC merupakan anak dari perusahaan PT. Great Giant Pineapple (GGP) yang bergerak di bidang ternak sapi potong dan sapi perah.
Selain memiliki perkebunan nanas, perusahaan juga memiliki perkebunan singkong dan pengolahan tapioka dan tentunya hal tersebut menghasilkan hasil samping atau limbah dan menjadi masalah bagi perusahaan. Akan tetapi perusahaan telah menyadari dan menemukan fakta bahwa limbah nanas, singkong, dan tapioka dapat digunakan sebagai pakan ternak. Kemudian perusahaan mulai membuat peternakan sapi potong dan juga sapi perah untuk memanfaatkan limbah yang dihasilkan dari perusahaannya.
Wely Sugiono sebagai direktur PT. Great giant livestock menjelaskan bahwa awalnya feedlot ini terbentuk karena suatu permasalahan limbah nanas dari PT. Great giant pineapple yang mana memproduksi dan mengolah nanas segar setiap harinya sebanyak 2500ton dan 15% atau sebanyak 250 ton itu adalah limbah. Perusahaan berfikir jika harus membangun waste treatment unit (WSU) untuk menampung limbah sebanyak 250 ton perhari itu membutuhkan investasi yang sangat mahal. Oleh karena itu perusahaan mencara solusi atau jalan keluar lain dan akhirnya membangun peternakan sapi potong atau feedlot ini yang difungsikan sebagai penampung dan penyerap limbah yang berasal dari proses produksi perusahaan.
Feedlot GGLC ini berbeda dengan feedlot lainnya karena jika feedlot lain berorientasi untuk menjual sapi-sapi nya sedangkan orientasi utama dari feedlot ini adalah sebagai WSU yang mampu menyerap habis limbah yang dihasilkan oleh perusahaan. Feedlot ini memeiliki kapasitas 25.000 untuk fattening dan 3.000 untuk breeding. Selain fattening, PT. GGLC ini melakukan breeding dengan sistem gadu. Kemudian selain limbah dari olahan nanas, perusahaan juga memiliki perkebunan singkong dan pabrik pengolahan tapioka sehingga limbah yang dihasilkan seperti onggok dapat diserap juga oleh sapi yang ada di feedlot milik PT. GGLC ini sehingga pada dasarnya PT. GGLC ini merupakan WSU dari PT. GGP.
Sapibagus farm juga pernah menggunakan limbah nanas ini pada tahun 2019 karena pada saat itu susah sekali mendapatkan rumput dan ternyata ternak sangat menyukasi limbah nanas dari lampung tersebut karena memiliki kandungan karbohidrat dan vitamin yang tinggi.
PT. GGLC menerapkan pola bisnis dari hulu sampai hilir karena ada breedingnya, fattening, shelter house bahkan sampai ada pembuatan bakso. Kemudian perusahaan juga sedang bekerja sama dengan institut teknologi bandung (ITB) yaitu mampu mengolah limbah dari feedlot (kotoran) menjadi listrik 5 mega watt sehingga untuk cairannya dijadikan listrik dan padatannya dikembalikan lagi ke lahan untuk memperbaiki struktur tanah kebun.