Keju atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah “dangke” merupakan salah satu makanan khas yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Meski keju pada umumnya identik dengan produk olahan susu yang melalui proses fermentasi dengan kultur bakteri tertentu, dangke memiliki cara pembuatan yang khas dan berbeda dengan keju pada umumnya. Keunikan dangke terletak pada bahan baku yang digunakan, yaitu susu sapi atau susu kerbau, serta cara pengolahannya yang sederhana namun menghasilkan tekstur dan rasa yang khas. Dangke telah menjadi bagian penting dari budaya kuliner Enrekang, bahkan kini telah dikenal dan dipasarkan hingga ke mancanegara.
Dangke adalah produk olahan susu yang menggunakan bahan baku utama susu sapi atau susu kerbau. Di Enrekang, susu sapi adalah bahan yang paling banyak digunakan, meskipun ada juga yang menggunakan susu kerbau. Susu tersebut merupakan bahan alami yang kaya akan gizi dan sangat bermanfaat bagi tubuh. Susu sapi dan susu kerbau dipilih karena kandungannya yang kaya akan protein, kalsium, serta berbagai vitamin penting yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
Pemilihan susu sapi atau kerbau sebagai bahan dasar dangke memberikan kelebihan tersendiri. Susu sapi, misalnya, dikenal memiliki kandungan protein yang tinggi yang baik untuk pertumbuhan otot serta memperbaiki jaringan tubuh. Selain itu, kandungan kalsium yang terdapat dalam susu juga sangat baik untuk kesehatan tulang dan gigi. Proses pembuatan dangke yang sederhana namun efektif ini menjadikan dangke sebagai makanan dengan nilai gizi yang sangat tinggi.
Proses pembuatan dangke dimulai dengan pemanasan susu hingga mencapai titik didih. Setelah susu mendidih, proses selanjutnya adalah penambahan getah pepaya. Getah pepaya berfungsi sebagai bahan pengental yang dapat membantu membentuk serat susu. Reaksi dari getah pepaya ini akan memisahkan susu menjadi dua bagian, yakni cairan whey (serum susu) dan dadih yang berbentuk lebih padat. Dalam proses ini, susu akan mengental dan berubah menjadi bentuk yang lebih kental, menyerupai keju.
Selanjutnya, dadih susu yang terbentuk akan disaring dan dipisahkan dari cairan whey. Dadih yang telah disaring ini akan dimasukkan ke dalam cetakan, yang biasanya dibungkus dengan daun pisang. Daun pisang memberikan aroma khas pada dangke serta menjadikannya lebih mudah untuk dibentuk. Cetakan yang digunakan biasanya berbentuk bulat atau persegi, dan ukuran dangke bisa bervariasi tergantung pada preferensi pembuatnya. Setelah proses pematangan di cetakan, dangke siap untuk diolah lebih lanjut atau dijual dalam bentuk siap makan.
Proses pembuatan dangke yang cukup sederhana ini membutuhkan ketelitian dan keterampilan khusus dari para pengrajin dangke. Para pembuat dangke umumnya sudah mewarisi keahlian ini turun-temurun, menjadikannya sebagai tradisi keluarga yang terus dilestarikan. Meski proses pembuatannya tergolong sederhana, namun hasil akhirnya mampu menawarkan cita rasa yang sangat unik dan menggugah selera.
Dangke memiliki bentuk yang padat dan tekstur kenyal. Warna dangke biasanya putih agak kekuningan, tergantung pada jenis susu yang digunakan dan durasi pemasakan susu itu sendiri. Ketika pertama kali dicicipi, dangke menawarkan rasa gurih yang sedikit asam, memberikan sensasi rasa yang khas dan tidak ditemukan pada keju-keju lain pada umumnya. Rasa asam ini berasal dari reaksi kimia yang terjadi ketika susu dicampur dengan getah pepaya, yang dalam dunia pembuatan keju dikenal sebagai proses pengasaman susu.
Tekstur dangke yang kenyal dan sedikit berpori membuatnya menjadi bahan makanan yang fleksibel untuk berbagai olahan. Dangke bisa dimakan dalam bentuk mentah, digoreng, atau dibakar, serta bisa juga dikombinasikan dengan nasi dan sambal terasi sebagai pelengkap hidangan. Dalam tradisi masyarakat Enrekang, dangke sering disajikan dalam berbagai bentuk, baik sebagai lauk pauk maupun camilan. Pada umumnya, dangke yang digoreng atau dibakar menjadi lebih nikmat, dengan aroma khas yang membangkitkan selera.
Meskipun dangke bisa dinikmati mentah, ada beberapa cara pengolahan dangke yang cukup populer di masyarakat Enrekang. Salah satunya adalah dengan cara digoreng. Untuk menggoreng dangke, potongan dangke yang sudah dipotong kecil-kecil bisa langsung digoreng dalam minyak panas hingga berwarna kecokelatan dan renyah di luar, namun tetap kenyal di dalam. Dangke yang digoreng ini memiliki rasa gurih dan sedikit asin yang sangat nikmat ketika dimakan dengan nasi hangat.
Selain digoreng, dangke juga dapat dipanggang atau dibakar di atas bara api. Proses pembakaran ini memberikan aroma yang lebih khas dan cita rasa yang lebih intens. Biasanya, dangke yang sudah dibakar ini disajikan dengan sambal terasi atau sambal cabai untuk menambah rasa pedas dan gurih.
Selain itu, dangke juga bisa dikombinasikan dengan nasi dan sambal terasi, menjadikannya sebagai lauk pendamping yang menggugah selera. Kombinasi rasa dangke yang gurih dan asam dengan sambal terasi yang pedas serta nasi putih yang pulen menjadikan hidangan ini sangat disukai oleh banyak orang, baik penduduk lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Enrekang.
Keunikan dangke terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan berbagai jenis olahan. Bisa dikonsumsi langsung, digoreng, dibakar, atau dimakan dengan nasi, dangke tetap mempertahankan rasa dan teksturnya yang khas. Keanekaragaman dalam mengolah dangke ini menunjukkan fleksibilitasnya sebagai bahan makanan yang dapat disesuaikan dengan selera.
Dangke kaya akan kandungan gizi yang bermanfaat untuk tubuh. Sebagai produk olahan susu, dangke mengandung banyak protein yang dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan dan perbaikan sel-sel tubuh. Selain itu, kandungan kalsium yang terdapat dalam dangke sangat bermanfaat untuk kesehatan tulang dan gigi. Dengan kandungan protein yang tinggi, dangke dapat menjadi sumber energi yang baik, terutama bagi mereka yang membutuhkan asupan protein dalam jumlah lebih banyak, seperti anak-anak yang sedang tumbuh dan orang dewasa yang membutuhkan asupan gizi seimbang.
Tidak hanya itu, dangke juga mengandung beta karoten, yang merupakan prekursor dari vitamin A. Beta karoten memiliki banyak manfaat untuk kesehatan mata dan kulit, serta berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan kandungan gizi yang melimpah, dangke menjadi pilihan makanan sehat yang mudah didapatkan dan dapat diolah dengan berbagai cara.
Sebagai makanan tradisional khas Enrekang, dangke memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Tidak hanya sekadar makanan, dangke juga merupakan simbol dari kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun. Pembuatannya yang melibatkan bahan alami seperti susu sapi dan getah pepaya, serta cara pengolahannya yang sederhana, menunjukkan bagaimana masyarakat Enrekang memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitar mereka untuk menciptakan makanan yang kaya akan rasa dan gizi.
Dangke tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga telah menjangkau pasar internasional. Saat ini, dangke sudah dipasarkan hingga ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Prancis, dan Amerika. Keberhasilan dangke dalam menembus pasar internasional ini menunjukkan betapa makanan tradisional ini memiliki potensi besar untuk dikenal lebih luas. Dalam beberapa tahun terakhir, dangke juga sudah dipatenkan sebagai produk khas Enrekang, yang semakin memperkuat identitas daerah ini dalam kancah kuliner nasional maupun internasional.
Keunikan dangke terletak pada proses pembuatan yang masih dilakukan secara tradisional, dengan menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia di sekitar Enrekang. Meskipun telah berkembang menjadi produk yang dipasarkan secara luas, dangke tetap mempertahankan cita rasa asli yang menggugah selera, serta menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Enrekang.
Dangke adalah keju tradisional khas Enrekang yang terbuat dari susu sapi atau susu kerbau. Proses pembuatan dangke yang sederhana namun kaya akan tradisi ini menghasilkan makanan dengan rasa yang gurih sedikit asam, serta tekstur kenyal yang khas. Dengan kandungan gizi yang melimpah, dangke tidak hanya menjadi makanan yang lezat, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan yang besar. Keunikan dangke yang telah dipatenkan ini semakin menegaskan pentingnya makanan tradisional dalam memperkaya kuliner Indonesia. Tidak hanya dikenal di dalam negeri, dangke juga telah dipasarkan ke luar negeri, membawa kebanggaan bagi masyarakat Enrekang dan Indonesia. Dengan cara pengolahan yang fleksibel, dangke semakin menunjukkan potensinya sebagai makanan yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.
Sapibagus Farm membuka pelatihan bisnis sapi baik pemula maupun peternak sapi. Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi kami melalui WhatsApp atau bisa langsung memesan melalui Shopee dan Tokopedia.