YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Sebanyak 15 ekor hewan ternak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mati karena positif penyakit antraks. Kematian belasan ternak ini terjadi sejak 14 Desember 2021 sampai 28 Januari 2022. Sunaryanta selaku Bupati Gunung Kidul mengatakan bahwa virus antraks ini memang positif ada di daerah Gunungkidul dan beberapa hewan ternak sudah terkonfirmasi positif terjangkit penyakit antraks ini.
Pandemi Antraks Gunung Kidul ini merupakan penyakit yang bersifat zoonosis atau bisa menular dari hewan ke manusia. Maka dari itu, Sunaryanta menjelaskan bahwa untuk saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium untuk belasan orang yang memiliki gejala mirip antraks. Kepala Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Hendra Wibawa membenarkan hewan ternak di Gunungkidul ada 15 hewan ternak yang terkonfirmasi positif bakteri antraks. Total kematian ada 11 sapi dan 4 kambing, yakni 5 sapi kapanewon Ponjong dan 6 sapi Gedangsari.
Semoga warga-warga di sana tidak ada yang tertular atau terjangkit virus mengerikan ini deh dan semoga masalah ini dapat segera ditanggulangi supaya meminimalisir potensi terjadinya Pandemi Antraks Gunung Kidul dan sekitarnya.
Nah, mendengar kabar seperti ini, apa sih yang seharusnya kita lakukan sebagai peternak? Tentu saja, mewaspadai virus antraks ini, supaya sahabat bisa lebih aware terhadap penyakit mengerikan yang satu ini. Penyakit antraks merupakan infeksi bakteri yang sangat serius. Penyebab penyakit antraks pada sapi adalah bakteri Bacillus anthracis yang biasa menjangkiti hewan-hewan ternak, seperti kambing, sapi, domba, kerbau, atau kuda.
Pandemi Antraks Gunung Kidul yang menular, bukan hanya pada sesama hewan namun bisa juga menular pada manusia. Oleh karena itu, hewan yang mati yang terjangkit Antraks dilarang melakukan pembedahan pada bangkainya supaya tidak membuka peluang bagi organisme untuk membentuk spora.
Penyakit antraks dapat menular dari kontak dengan binatang, wol, daging, atau kulit binatang yang terinfeksi. Orang-orang yang berisiko mengalami kondisi ini adalah petani, dokter hewan, dan pekerja laboratorium.
Biasanya hewan yang terjangkit penyakit antraks ini akan mengalami demam hingga 42 derajat celcius, terlihat gelisah dan depresi, terjadi pembengkakan pada leher, dada dan perutnya, dan adanya luka pada lidah hewan tersebut. Pada saat terjadi kematian mendadak, maka akan keluar darah dari lubang-lubang kumlah (Lubang hidung, lubang mulut, lubang telinga, lubang anus).
Untuk menanggulangi penyakit antraks ini sahabat bisa melakukan vaksin antraks pada seluruh hewan ternak yang ada di kandang. Eh, maksudnya vaksin gimana? Jadi, Vaksinasi Antraks adalah program rutin untuk mencegah penyakit antraks pada hewan ternak. Nah, ternak yang akan divaksin ini wajib cukup umur, sehat, dan tidak bunting. Diutamakan ternak jantan. Untuk lebih lanjut, kita simak penjelasan dari Drh. Roro Ambarwati selaku staff medis Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3).