Perkembangan teknologi memang tak bisa dipungkiri adanya, bahkan saat ini teknologi sudah mengakar pada kehidupan sehari-hari manusia untuk membantu memudahkan aktivitas manusia. Seluruh bidang industri pun turut memanfaatkan kecanggihan teknologi ini untuk mempermudah pekerjaan mereka, sehingga segala hal menjadi lebih praktis, tak terkecuali industri peternakan. Siapa yang menyangka Penggunaan Drone Sektor Peternakan akan menjadi sahabat bagi para petani dan peternak?
Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Molly Price di CNET, Penggunaan Drone Sektor Peternakan otomatis sudah menjadi alat utama dalam pemantauan dan pengelolaan kesehatan ternak di padang rumput yang luas dan berada di luar jangkauan para cowboy. Proyek ini telah dikembangkan oleh tim profesor dan peneliti mahasiswa di University of Kentucky, proyek ini dimotivasi oleh data statistik yang menunjukkan sekitar 2,5 juta sapi di Amerika Serikat mati setiap tahunnya karena masalah kesehatan.
Proyek ini sangat penting bagi negara-negara seperti Australia dan Brazil yang merupakan negara pengekspor daging sapi paling besar di dunia dan terbiasa melepas sapi-sapinya di padang penggembalaan yang sangat luas, mereka membutuhkan drone untuk memantau sapi-sapi mereka dari jauh, sehingga sapi-sapi yang berada jauh dari jangkauan mereka pun akan tetap terawasi. Dengan begini, ketika ada sapi-sapi yang terlihat sakit, pihak peternakan bisa segera melakukan tindakan untuk mencegah kematian pada sapi tersebut.
Sapi yang merumput di lahan untuk waktu yang lama sehingga seringkali sulit bagi peternak untuk memeriksakan kesehatannya secara rutin. Penggunaan Drone Sektor Peternakan menawarkan metode untuk secara mandiri memeriksa dan memantau kesehatan ternak dan disposisi umum, sehingga masalah keselamatan atau kesehatan dapat ditangani lebih cepat.
Sistem ini bertujuan untuk mencari dan memantau informasi terkait kesehatan seperti ukuran, berat, dan penampilan fisik. Secara potensial, sistem UAV (kendaraan udara tak berawak) ini dapat mengidentifikasi dan memantau setiap sapi secara individual. Proyek yang awalnya didanai oleh USDA (US Dept. of Agriculture), dimulai pada 2018 dan akan berlanjut hingga Februari 2021.
