Pengangkutan sapi dari pulau Sumbawa sampai ke Jakarta prosesnya itu setelah mengurus perizinan dan semua pemberkasan adalah, menaikkan sapi ke dalam Fuso dengan sebelumnya dibuatkan tangga besi terlebih dahulu, untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan atau sapi terpeleset. setelah naik sapi langsung ditarik ke pojok Fuso dengan kondisi terikat dan di dangakkan terlebih dulu dengan maksud agar pada saat memuat tidak terlalu padat dan lebih leluasa. barulah setelah semua sapi naik ikatan tadi dikendurkan. barulah sapi bisa diberangkatkan langsung ke pelabuhan Sumbawa untuk menyeberang ke Lombok.
Sebelum menyeberang setiap waktu istirahat sapi diberikan minum dengan jeda 1 jam Setelah sapi berhenti, dikarenakan kondisi sapi saat dalam kondisi perjalanan merasa stres. selain diberi minum, Mas Fadhli Samawa yang merupakan salah satu peternak sapi pulau sumbawa dan pada saat itu sedang diwawancarai oleh reporter Sapi bagus menyampaikan, jika beliau menyediakan rumput gajah yang sudah tercacah dalam jumlah banyak dan juga membawa satu bawa armada tambahan berjenis L300 yang di isi penuh dengan bedak jagung dan padi beserta molases juga garam, jadi setiap ketika rest ataupun jeda waktu sapi akan diberi pakan.
Begitupun saat menyebrang ke Lombok, setelah itu dari Pelabuhan Lombok akan dilanjutkan penyebrangan terakhir menuju Banyuwangi, setelah tiba di Banyuwangi terdapat masa karantina yang tidak sampai satu hari, dikarenakan memang sudah diurus dan dipersiapkan perizinan serta persyaratan lainnya. Setelah berhenti untuk karantina sebelum melanjutkan perjalanan sapi diberi pakan lagi hingga cukup, perjalanan darat ditempuh melalui tol Trans Jawa. Setiap supir dan anak kandang beristirahat untuk makan, nantinya sapi juga akan ikut diberikan minum melalui atas Fuso dan juga diberikan pakan rumput gajah cacah yang dibawa tadi setelah jeda 1 jam.
Jadi sebenarnya lama perjalanan itu bukan karena jauh, tetapi karena jeda istirahat untuk pemberian pakan sapi. Karena mau bagaimanapun saat di perjalanan sapi harus tetap dikondisikan sebagai hewan hidup. kebutuhan mineral juga tetap dipenuhi walaupun dengan jumlah yang terbatas karena sapi hanya butuh energi untuk perjalanan sampai ke Tangerang Jakarta, setelah tiba di tempat tujuan sapi diturunkan semua dengan cara yang sama seperti saat naik menggunakan tangga besi kembali untuk mengurangi resiko kecelakaan dan di rep satu persatu hingga masuk ke lapak.
Sebenarnya untuk membawa hewan terutama sapi biasanya mas Fadhli menempuh waktu sekitar 4 hari 4 malam, karena perjalanan dilakukan malam dan pada saat tiba juga malam. dikarenakan pada saat perjalanan banyak dilakukan pemberhentian untuk memenuhi kebutuhan gizi sapi agar tidak terlalu banyak mengalami penyusutan saat sampai ke lapak. ada juga yang lama perjalanannya mencapai 5 hari yang mungkin penyebabnya karena keluar tol atau terkendala sapi yang mengalami insiden di jalan
Untuk proses pemberian pakan di perjalanan, di setiap Fuso terdapat 6 orang anak kandang mas Fadhli yang ikut dalam perjalanan, untuk memberikan rumput yang sudah dicacah tadi, lalu diberikan satu persatu semua hingga dirasa cukup. Lalu diberikan air minum yang sudah dicampur garam dan tetes tebu, secara keseluruhan diperlakukan sama satu persatu karena memang harus seperti itu untuk pemberian pakan pada saat perjalanan.
Sapi diposisikan agak mendangak untuk menghindari sapi duduk pada saat diperjalanan dengan tetap mengkondisikan pakan dan minum dari sapi tersebut. Tim yang ada di lapak, 2 minggu sebelum kedatangan sapi sudah menyiapkan pakan fermentasi jerami sebagai treatment ya atau penanganan kedatangan sapi yang sudah empat hari dalam perjalanan, jadi saat sapi sampai di lapak, sapi diberi jeda 2-3 jam dan langsung dipenuhi kebutuhan pakan nya dengan pakan yang sudah disiapkan sebelumnya. Karena kebetulan lapak berlokasi di daerah Tangerang yang masih melimpah dengan lamtoro, rumput, dan jerami.
Bahkan pakan tadi di dapatkan secara gratis dari setiap petani dengan membersihkan ladang. Selanjutnya dilakukan fermentasi selama dua minggu. Jadi, saat sapi sampai treatment atau penanganannya yaitu, sapi tidak boleh lapar sama sekali sampai nanti hari pengiriman. Mas Fadhli menyampaikan juga jika sebelumnya pada saat melakukan pengiriman sapi Bali juga sempat mengalami penyusutan bobot dikarenakan perjalanan, pada saat itu sapi mengalami penyusutan kira-kira sekitar 15-25 kg karena tidak adanya timbangan. Tetapi setelah 45 hari bahkan seminggu sudah kembali ke posisi yang lebih aman, jadi setelah 2-3 minggu di lapak itu sudah kembali ke bobot awalnya masing-masing. Proses pemulihan bobot disini tidak terlalu lama dikarenakan pakan sudah dipersiapkan dari beberapa minggu sebelum pengiriman.
Mas fadhli juga menyampaikan kesan pesan setelah mengikuti pelatihan prospek bisnis sapi potong yang diselenggarakan oleh Sapi bagus, bahwa beliau sebagai peserta dan pelaku baru pun mendapatkan banyak ilmu cuma masukkan saran bahkan dapat relasi dari teman-teman dari pelatihan, yang mungkin nantinya bisa menjalankan kemitraan bersama. yang menjadikan terjadinya saling simbiosis. Tetapi sih yang beliau ingin tahu banyak daripelatihan ini adalah ilmunya. Tentang relasi dan kedepannya bagaimana itu bonus untuk meningkatkan pengetahuan dalam berbisnis sapi meningkatkan kualitas dalam pengelolaan kandang dan memperluas jaringan relasi para peternak Indonesia.