Pensiunan Bangkrut Beternak Sapi Di Kelompok Tani Ternak Sumber Makmur

Topik Artikel : Peternakan Lokal
Sapibagus Kamis 06 Oktober 2022
Share this

Saat ini SapiBagus berada di kandang kelompok tani Ternak Sumber makmur Kelurahan tritip RT 27 di gunung Binjai, Balikpapan, Kalimantan timur. Sapibagus berkesempatan mewawancarai Pak Suparman ketua kelompok tani yang ada di Gunung Binjai dan merupakan salah satu founding father yang ada di daerah tersebut.

Sebagian besar masyarakat di Gunung Binjai menjadi peternak sapi. Awal mula Pak Suparman dulu itu kebetulan merupakan karyawan swasta yang bekerja pada saat itu. Pada tahun 1999 Pak Suparman sudah memiliki laham di sekitar Gunung Binjai dengan luas lahan 4 hektar yang biasanya ditanam palawija. Pada tahun yang sama ada suatu program penanaman karet dan akhirnya lahan masyarakat di daerah Gunung Binjai ditanami karet. Pada saat itu masyarakat kesulitan untuk mendapatkan hasil dari pertanian karena lahan mereka tidak bisa ditanami palawija karena sudah ditanami karet yang harus menunggu 6 tahun lamanya untuk dapat menghasilkan karet. Petani-petani tersebut lalu membuat sebuah terobosan dan mereka mencoba untuk beternak sapi. Pada saat awal beternak dimulai dengan penggemukan sapi bali dari 2-4 ekor. Pada saat awal beternak sapi, Pak Suparman, masih bekerja sebagai karyawan swasta. Setelah 10 tahun beliau baru pensiun dan ternak sapinya sudah berkembang. Pada tahun 2004-2003 Pak suparman giat untuk membagikan brosur ternak yang beliau miliki dan dibagikan ke orang-orang yang mempunyai dana untuk investasi dan bagi hasil dengan beliau. Beliau sudah mebuat sistemnya sehingga tinggal diaplikasikan dan dijalani system tersebut.

Masyarakat Gunung Binjai sekarang di tiap belakang rumah sudah memiliki kandang untuk beternak sapi. Rata-rata peternak di sana memilih untuk fattening, namun Pak Suparman lebih memilih breeding untuk menghasilkan bibit sapi. Alasan pak Suparman memilih untuk breeding sapi karena pada tahun 2014 beliau tertimpa musibah sehingga habis usahanya. Setelah satu tahun berlalu tahun 2015 pemerintah setempat memberikan bantuan sapi-sapi betina untuk melakukan breeding sebanyak 33 ekor dan 3 ekor sapi jantan. Pada saat awal breeding belum bisa maksimal untuk menjalankannya dan Pak Suparman terus belajar bagaimana proses breeding dapat berhasil. Pak Suparman sempat gagal pada saat itu, ada beberapa sapi yang mati dan tidak menghasilkan anak keturunan para karyawan juga ada yang memutuskan untuk berhenti bekerja. Setelah itu, Pak Suparman turut dibantu istri dan anak-anaknya untuk mengurus sapi. Dalam kebangkitan usahanya, beliau menerapkan pola pakan yang teratur dengan pakan kering jadi pakanan pokok serta pakan hijauan hanya dijadikan cemilan ternak di siang ataupun sore hari.

Peternakan yang dikelola Pak Suparman menggunakan metode zero waste dengan cara mengolah limbah-limbah kotoran sapi. Limbah padat dari kotoran sapi dijadikan pupuk dan kotoran cair juga dijadikan pupuk cair. Hal ini menjadi kampanye untuk membuat peternakan yang ramah lingkungan. Peran milenial diharapkan Pak Suparman dapat menarik peternakan untuk dapat tumbuh dan menerapkan digitalisasi dalam beternak. Di kandang sapi milik beliau pun sudah ada barcode pada setiap sapi yang berisi informasi mengenai sapi tersebut. Dengan adanya sentuhan teknologi ini diharaapkan dapat membuka mata milenial bahwa beternak itu bukan hal yang kotor.

Diakhir wawancara Pak Suparman menyampaikan bahwa dalam beternak merupakan pengalaman yang harus dijadikan pembelajaran. Dalam menjalaninya dengan focus dan serius. Breeding ini yang paling penting adalah pengamatan birahi dari sapi-sapi betina.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Pensiunan Bangkrut Beternak Sapi Di Kelompok Tani Ternak Sumber Makmur | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus