Red Meat and Cattle Partnership (RMCP) bekerja sama dengan Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) cabang Lampung untuk menyelenggarakan webinar bertajuk “Peran Kesehatan dan Kesejahteraan Hewan dalam Bisnis Pembiakan Sapi†pada sabtu (27/2/2021) lalu. Webinar Kesehatan Dalam Breeding Sapi ini diunggah ke akun youtube Iareadmeatcattle.
Dalam webinar tersebut, salah satu pemateri yang diundang adalah Drh Nanang Purus Subendro selaku owner PT Indo Prima Beef, beliau menyampaikan materi dengan judul “Breedlot, Animal Health & Welfare Management†alias Pengembangbiakan, Kesehatan, dan Manajemen Kesejahteraan Hewan.
Beliau mengatakan bahwa penerapan Kesehatan Dalam Breeding Sapi serta kesejahteraan hewan dalam kandang mencakup cara bagaimana agar sapi terbebas dari rasa sakit, ketakutan, dan tertekan, serta bisa mengekspresikan dengan baik naluri ilmiahnya. Usaha breeding harus mempertimbangkan beberapa faktor tertentu, yaitu :
1. Luas lahan 2. Jenis calon induk yang akan dibeli (pure blood, commercial breed, etc) 3. Sarana dan Prasarana 4. Sumber Daya Manusia (SDM) 5. Jenis pakan yang akan digunakan 6. Biaya per kilogram (kg) kenaikan berat badan sapi 7. Pasar masing-masing jenis sapi yang akan dihasilkan 8. Cashflow, Payback periode, dan IRR (Internal rate of return)
Para peternak juga harus bisa membedakan antara bisnis breeding dan fattening memiliki kebutuhan yang berbeda. Breeding membutuhkan periode yang lebih lama, sekitar tiga tahun baru bisa dipetik hasilnya. Sedangkan, fattening hanya membutuhkan periode selama empat bulan.
Dengan begini, luas farm dan kapasitas sapi perkandangnya juga akan berbeda. Dalam proses breeding, para peternak harus melakukan manajemen indukan bunting dimana sapi-sapi indukan bunting ini harus dipisahkan kandang sesuai dengan golongannya masing-masing.
Para peternak juga harus bisa membedakan antara bisnis breeding dan fattening memiliki kebutuhan yang berbeda. Breeding membutuhkan periode yang lebih lama, sekitar tiga tahun baru bisa dipetik hasilnya. Sedangkan, fattening hanya membutuhkan periode selama empat bulan.
Dengan begini, luas farm dan kapasitas sapi perkandangnya juga akan berbeda. Dalam proses breeding, para peternak harus melakukan manajemen indukan bunting dimana sapi-sapi indukan bunting ini harus dipisahkan kandang sesuai dengan golongannya masing-masing.
Indukan yang sedang bunting muda dikelompokkan dengan jarak sekitar 4-5 m2/ekor, sedangkan indukan bunting tua harus dikelompokkan dengan jarak yang lebih luas, yaitu sekitar 6-8 m2/ekor. Kemudian, untuk indukan yang sudah memasuki tahap persiapan melahirkan, dikelompokkan dengan jarak sekitar 12-15 m2/ekor. Sedangkan, indukan yang menyusui harus disiapkan kandang untuk Creep feeding area.
Beliau mengatakan bahwa feedlot bisa menyiasati kerugian breedlot dengan cara membeli heifer PTIC, menurunkan biaya pakan dengan memanfaatkan pakan sisa sapi fattening, menyediakan infrastruktur untuk memperbaiki performance, memperbaiki manajemen pemeliharaan, membesarkan sendiri pedet yang dihasilkan, dan memilih market tertentu dengan harga optimal.
Dengan menerapkan manajemen Kesehatan Dalam Breeding Sapi dan kesejahteraan hewan yang baik maka feedlot akan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan. Sukses breeding hanya bisa dicapai dengan biaya pakan yang murah, manajemen kesehatan dan kesejahteraan hewan yang baik sehingga mortality rate rendah, perbaikan mutu genetik, dan harga daging pada angka ke perekonomian peternak breeding.