Salah satu penyakit yang umum sekali terjadi pada sapi adalah Penyakit Demam Sapi BEF Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau yang biasa dikenal sebagai demam tiga hari. Demam tiga hari merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh Ephemerovirus dari family Rhabdoviridae dan proses penularannya melalui nyamuk, penyakit ini banyak menjangkiti hewan ternak ruminansia seperti sapi dan kerbau. Penyakit ini banyak terjadi saat musim pancaroba di daerag tropis dan subtropis seperti Asia, Australia, dan Afrika. Demam Tiga Hari adalah penyakit sapi yang bersifat akut dengan angka kesakitan (morbiditas) yang cukup tinggi, mencapai sekitar 80%. Namun, memiliki tingkat kematian atau mortalitasnya rendah, hanya sekitar 1-2%.
Gejala yang ditunjukkan dari Penyakit Demam Sapi BEF ini antara lain demam, meningkatnya suhu tubuh sapi merupakan respon adanya gangguan pada saluran pencernaan bagian atas. Kemudian, hilangnya nafsu makan dan minum membuat sapi lesu. Virus juga dapat menyerang sistem syaraf pengontrolan penelanan dan mempengaruhi masuknya makanan dan minuman serta menyebabkan pneunomia. Selain itu, BEF juga dapat menyebabkan tremor extremitas dan berlanjut hingga kekakuan tubuh hingga kepincangan membuat sapi jadi malas untuk bergerak.
Penyakit Demam Sapi BEF demam tiga hari ini memiliki kemampuan untuk menyebarkan sampai dengan radius 2.000 kilometer (km). Di kalangan peternak, penyakit ini terkenal dengan nama “Flu Sapiâ€. sebenarnya, penyakit ini tidak memberikan dampak ekonomis yang berarti karena ternak yang menderita penyakit ini akan segera sembuh, dengan catatan tidak disertai dengan infeksi sekunder atau adanya komplikasi dengan penyakit lain. Namun tetap saja, jika dibiarkan tanpa adanya penanganan, penyakit ini akan berdampak buruk terhadap hewan ternak.
Melihat kondisi sapi yang tidak nafsu makan dan malas bergerak, tentu saja membuat para peternak khawatir terhadap hewan ternaknya tersebut. Terlebih, proses pertumbuhan dan produktivitas sapi pasti terhambat karena adanya penyakit yang menjangkiti tubuhnya. Rasa cemas yang tidak diiringi dengan pengetahuan dalam cara penanganan inilah yang akan menyebabkan sapi mati karena tidak diberikan penanganan dalam waktu yang cukup lama.
Pengobatan yang bisa diberikan pada sapi terdiri dari berbagai kombinasi antara antibiotik, antipiretik, antihistamin, dan vitamin yang akan memberikan tingkat kesembuhan yang cukup baik. Antipiretik yang digunakan adalah yang mengandung dypirone sebagai anti inflamasi non steroid (NSAID) dan lidocaine sebagai analgesik dan antispasmodik. Dypirone akan bekerja langsung pada syaraf pusat untuk menghambat secara reversibel enzim dan menyebabkan penurunan produksi prekursor prostglandin yang diketahui sebagai mediator radang, sehingga proses peradangan dapat dikurangi.
Antibiotik yang biasa digunakan antara lain oksitetrasiklin, penisilin-streptomisin, dan trimetropin-sulfa. Namun,antibiotik dengan spektrum luas dan mengandung oksitetrasiklin lebih sering digunakan karena terbukti mampu mencegah infeksi sekunder bakteri secara luas. Sedangkan, antihistamin berguna untuk menghalangi reseptor kinerja senyawa histamin tubuh sehingga peradangan bisa diminimalisir. Vitamin yang dapat diberikan kepada sapi yang terjangkit penyakit BEF ini adalah vitamin B1, B kompleks, dan multivitamin. Hal ini bertujuan untuk memberikan energi pada tubuh sapi dan mengatasi kelesuan akibat tidak nafsu makan dan minum.
Dengan adanya informasi seputar penyakit BEF atau demam tiga hari ini diharapkan para peternak lebih waspada terhadap serangan penyakit ini dan siap siaga menyediakan obat demam di kandang, sehingga para peternak dapat cepat tanggap ketika ada sapinya yang terjangkit demam tiga hari. Nah, Sapibagus menyediakan Sulpidon, obat antibiotik yang mengadung dypirone untuk mengatasi demam pada sapi.
