Penyebab Pedagang Daging Mogok Akibat Naiknya Harga Sapi

Topik Artikel : Berita Ternak
Sapibagus Sabtu 24 September 2022
Share this

Beberapa Penyebab Pedagang Daging Mogok berjualan para pedagang daging sapi yang ada di wilayah JABODETABEK adalah melonjaknya harga daging sapi dari pemasok atau dari tukang jagal. Kenaikan harga tersebut bervariasi, yang semula harga daging sapi Rp120.000 mengalami kenaikan menjadi Rp135.000 dan ada juga yang mengalami kenaikan hingga Rp140.000.

Kita ketahui bersama bahwa pasokan daging sapi di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian. Bagian yang pertama adalah impor daging sapi beku dan daging kerbau. Kemudian pemasok yang kedua adalah dari industri peternakan yaitu berupa sapi brahman cross yang digemukkan lokal yang dipotong di rumah pemotongan hewan. Sumber pasokan yang ketiga adalah sapi yang berasal dari peternak rakyat yaitu dari daerah central sapi seperti di Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun Bali.

Pemasok yang pertama yaitu daging sapi beku maupun daging kerbau dari India. Selama ini terjadi kenaikan harga daging sapi dari pemasok utama yaitu dari Selandia baru maupun dari Australia sehingga harga daging beku ini mempengaruhi harga pasaran di Jabodetabek.

Selain itu yang sangat terasa adalah pasokan yang berasal dari industri peternakan sapi atau penggemukan. Kenaikan disebabkan oleh harga bakalan sapi yang diimpor dari Australia karena selama ini Australia adalah satu-satunya negara yang mengekspor bakalan sapi untuk proses penggemukan sapi yang ada di Indonesia.

Industri ini memang skalanya sudah besar, rata-rata mereka menggemukan dan di atas 25.000 ekor setiap tahunnya. Harga pasokan bakalan dari Australia sebelumnya berkisar sekitar Rp56.000 timbangan hidup per kilonya, sejak bulan Februari ini mengalami kenaikan menjadi rata-rata Rp63.000 – Rp65.000 timbangan hidup perkilonya. Jadi harga bakalan tersebut mengalami kenaikan sekitar 20%.

Penyebab utama dari kenaikan harga bakalan sapi dari Australia adalah akibat dari restocking yang dilakukan oleh industri pembibitan yang ada di Australia ini, dimana sebelumnya mengalami bencana kekeringan, kebakaran hutan dan juga banjir di tahun 2019, sehingga populasi sapi di Australia mengalami penurunan. Sedangkan Australia adalah satu-satunya negara yang mengekspor kebutuhan bakalan sapi untuk penggemukan di Indonesia. Negara lainnya seperti Filipina, Vietnam, Thailan, maupun Cina menyebabkan pengurangan stok untuk ekspor.

Melihat kondisi seperti ini maka perusahaan feedlotter atau penggemukan yang ada di Indonesia otomatis menaikkan harga jualnya. Karena harga jual sapi timbangan hidup feedlot mengalami kenaikan, maka pasokan sapi dari peternakan rakyat atau dari sapi-sapi petani-petani ini juga ikut terdongkrak akibat kenaikan harga sapi yang ada di wilayah Jabodetabek.

Melihat kondisi seperti ini Kita paham bahwa semakin mendekati bulan Ramadhan disusul dengan hari Raya Lebaran, yang akan terjadi kenaikan harga daging sapi. Hal ini tentunya akan berpengaruh baik terhadap harga-harga ke depannya. Sehungga banyak Penyebab Pedagang Daging Mogok.

Demikian juga selama empat bulan kedepan juga akan terjadi kenaikan permintaan sapi-sapi hidup berupa sapi-sapi jantan untuk keperluan ibadah idul qurban tentunya disitu juga akan terjadi kenaikan permintaan.

Melihat kondisi situasi seperti ini maka dapat diprediksikan bahwa beberapa bulan kedepan akan terjadi kenaikan harga, baik harga daging sapi maupun harga sapi kurban. Tentunya hal ini menjadi kabar baik untuk para peternak rakyat yang selama ini melakukan breeding maupun fattening, sehingga diharapkan bisa mengambil peluang terhadap kenaikan harga-harga ini.

Itulah Penyebab Pedagang Daging Mogok kenapa harga daging sapi di wilayah Jabodetabek ini mengalami kenaikan.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Penyebab Pedagang Daging Mogok Akibat Naiknya Harga Sapi | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus