Pulau Karimun Jawa, sebuah destinasi yang tak hanya indah secara alamiah, tetapi juga memiliki potensi menarik dalam dunia peternakan sapi. Saya berkesempatan berbincang dengan Pak Sutian, seorang peternak berpengalaman di Pulau Karimun Jawa, yang dengan ramah menjelaskan kondisi sapi di sana.
Pak Sutian mengungkapkan bahwa di pulau ini, dia menjaga dan memelihara sapi jenis onggol. Ketika saya menanyakan mengenai cara kawin atau reproduksi sapi, Pak Sutian menjelaskan bahwa mereka memilih untuk membiarkan proses kawin berlangsung secara alami, tanpa melibatkan teknik modern seperti kawin suntik atau inseminasi buatan (IB).
Terkait pakan sapi di Karimun Jawa, Pak Sutian menjelaskan bahwa rumput merupakan pakan utama sapi, seringkali diperkaya dengan tambahan jerami padi. Beberapa bahan pakan lainnya, seperti dedak, juga diberikan untuk meningkatkan kualitas nutrisi bagi ternaknya.
Pak Sutian membagikan kisah bahwa di Pulau Karimun Jawa, terdapat ratusan ekor sapi yang dijaga dengan penuh dedikasi. Ketika sapi-sapi ini telah mencapai ukuran yang cukup besar, mereka dijual ke berbagai tempat, termasuk ke Jepara. Proses pengangkutan sapi ke Jepara dilakukan menggunakan kapal feri, memberikan tantangan tersendiri dalam perjalanan mereka.
Mengenai perawatan saat sapi sakit, Pak Sutian mengungkapkan bahwa mereka lebih memilih pengobatan alami dengan menggunakan herbal atau ramuan tradisional. Di sini, mereka belum melibatkan layanan medis modern atau kehadiran seorang mantri.
Dalam hal harapan ke depan, Pak Sutian menyatakan bahwa tidak ada bantuan atau dukungan yang diterima dari pemerintah setempat. Meskipun begitu, beliau berharap agar peternak sapi di Pulau Karimun Jawa dapat mendapatkan perhatian dan bantuan dari pihak berwenang untuk meningkatkan kesejahteraan peternakan sapi di daerah tersebut.
Dalam menghadapi kondisi yang memerlukan perjuangan dan kegigihan, peternak sapi di Pulau Karimun Jawa terus berusaha memberikan yang terbaik bagi ternaknya.
