Peternakan Sapi Di Pulau Bali

Topik Artikel : Dunia Sapi
Sapibagus Kamis 18 Agustus 2022
Share this

Sapi bali dikenal sebagai sapi asli Indonesia yang berasal dari banteng Jawa asal daerah Blambangan di ujung timur Provinsi Jawa Timur dan sudah mengalami proses domestikasi atau penjinakkan. Salah satu ciri yang dimiliki jenis Peternakan Sapi Pulau Bali adalah warna kulitnya. Pejantan jenis sapi ini umumnya berwarna abu-abu kehitaman, sedangkan betinanya berwarna merah bata.

Bobot tubuh sapi bali super bisa mencapai 600 kilogram (kg) pada pejantan dan sekitar 400 kg pada betina. Jenis sapi ini banyak dipelihara dan dikembangbiakkan di Provinsi Bali. Namun, jenis sapi ini juga sudah menyebar ke berbagai macam daerah di Indonesia.

Di Provinsi Bali, para peternak dan masyarakat hanya diperbolehkan memelihara dan mengembangbiakkan jenis sapi bali dan tidak boleh mendatangkan jenis sapi lain. Hal ini dilakukan sebagai upaya perlindungan terhadap kemurnian plasma nutfah ras sapi bali. Maka dari itu, ukuran dan postur tubuh asli sapi bali hanya bisa dilihat di Provinsi Bali saja.

Proses pengembangbiakkan di Peternakan Sapi Pulau Bali ini banyak dilakukan oleh para petani dan peternak di daerah pedesaan-pedesaan yang sebagian besar memilih beternak sebagai usaha sampingan. Umumnya, mereka memelihara sapi-sapi mereka dengan cara dilepas atau diangon di sekitar kandang pada pagi hari. Menjelang sore hari, mereka akan memasukkan sapi-sapinya kembali ke dalam kandang.

Namun, tak jarang juga para petani dan peternak yang menerapkan metode kandang iketan dan memberikan pakan hijauan yang dipangkas dari kebun di sekitaran kandang. Para peternak rakyat di Bali memiliki motif yang sama dengan peternak Jawa Timur, yaitu memelihara sapi sebagai tabungan. Kelak ketika mereka membutuhkan dana untuk kepentingan sekolah, rumah, ibadah, atau yang lainnya, mereka akan menjual sapi-sapi yang sudah dipelihara itu.

Bali juga memiliki Balai Pembibitan Sapi Bali yang diberi nama Breeding Center Pulukan. Breeding center yang berlokasi di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali ini merupakan bagian dari Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) Sapi Bali di bawah naungan Dinas Peternakan Provinsi Bali.

Breeding center ini memiliki tujuan utama untuk memuliakan serta melestarikan ras sapi bali. Sistem pemeliharaan yang diterapkan di Peternakan Sapi Pulau Bali sana adalah Ranch, dimana sapi-sapi akan dilepas di area padang penggembalaan yang luas. Hal ini dilakukan atas dasar jenis sapi bali yang merupakan keturunan domestikasi dari banteng jawa yang akan bertumbuh dengan lebih baik bila dilepas di padang penggembalaan.

Proses breeding yang dilakukan bukan hanya melalui proses kawin alami, tetapi juga banyak dilakukan dengan kawin suntik atau Inseminasi Buatan (IB). Selain itu, banyak pula peternak rakyat yang melakukan bisnis perkembangbiakkan sapi bali dan melakukan penggemukan.

Menurut Badan Pusat Statistik, populasi sapi bali di Provinsi Bali pada tahun 2020 ada sekitar 588.552 ribu ekor yang menyebar di 9 kabupaten dan kota seperti Buleleng, Tabanan, Jembrana, Karangasem, Kabupaten Badung, Bangli, Gianyar, Klungkung, dan Kota Denpasar.

Umumnya, sapi-sapi itu akan dibeli oleh para pedagang sapi di pasar hewan untuk dijual kembali. Salah satu pasar hewan terbesar di Provinsi Bali adalah Pasar Beringkit yang terletak di Mengwitani, Mengwi, Kabupaten Badung. Pasar hewan ini buka selama 4 hari dalam seminggu yaitu Selasa, Rabu, Sabtu, dan Minggu dengan jam operasional mulai dari pukul 04.00 WITA sampai 16.00 WITA.

Di pasar-pasar hewan inilah banyak pedagang yang datang, selain dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Bali ada juga pedagang antarkota untuk menjual sapi bali ke Pulau Kalimantan dan Jawa. Jumlah sapi bali yang bisa keluar dari Provinsi Bali sudah ditentukan berdasarkan kuota rekomendasi dari Dinas Peternakan dan hanya diperbolehkan jenis sapi jantan dan betina yang sudah tidak produktif lagi.

Begitu pula jika ada peternak dari luar Provinsi Bali yang ingin mendatangkan indukan sapi bali yang masih produktif harus mendapatkan surat izin rekomendasi dari Dinas Peternakan Kabupaten penerima sapi.

Pengiriman sapi bali ke pulau Kalimantan umumnya menggunakan kapal barang karena kapal khusus ternak tidak memiliki trayek ke Pulau Bali. Begitu pula pengiriman sapi bali ke Pulau Jawa yang menggunakan angkutan darat atau truk lewat jalur penyebrangan di Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi. Dalam proses pengangkutan tersebut tentunya dilengkapi dengan surat keterangan sehat dan surat rekomendasi yang akan di cek oleh Badan Karantina di pelabuhan.

Biasanya, permintaan sapi bali terbanyak akan terjadi saat menjelang Hari Raya Idul Fitri dan saat Hari Raya Idul Adha dimana sapi-sapi ini akan disembelih sebagai penghasil daging dan sebagai hewan kurban.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Peternakan Sapi Di Pulau Bali | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus