Pak Deni dan Pak Wahyu yang sudah berpengalaman dalam memelihara sapi yang diintegrasikan dengan sawit hingga berjumlah 150 ekor sapi. Peternakan yang dimiliki mereka dimulai dari tahun 2017, awalnya sekitar 20 ekor indukan dilepaskan ke kebun sawit kemudian semakin lama semakin bertambah populasi.
Sistem pemeliharaan yang selama ini dilakukan adalah indukan dilepas liarkan di kebun sawit tanpa melakukan manajemen pemeliharaan dan kandang, pada tahun 2020 akhirnya memutuskan untuk mulai membangun kandang dan melakukan manajemen pemeliharaan sapi yang baik. Kendala yang dialami dari memelihara sapi dengan memanfaatkan lahan sawit dan dipelihara dengan cara diliarkan yaitu sapi mengalami masalah kesehatan seperti terserang penyakit cacingan, seperti cacing hati dan serangan dari Binatang buas seperti harimau.
Pak Deni dan Pak wahyu mengatakan manfaat dari mengikuti pelatihan bisnis sapi adalah mendapatkan ilmu yang bermanfaat seperti manajemen pakan yang baik, manajemen kandang, merawat anakan, merawat indukan pasca melahirkan dan Kesehatan ternak. Pak Wahyu dan Pak Deni berharap setelah mengikuti pelatihan bisnis sapi ini, ilmu yang didapatkan bisa damanfaatkan dengan baik untuk pemeliharaan sapi milik mereka dan dapat mengurangi resiko-resiko yang sebelumnya dialami oleh mereka. Jenis pemeliharaan yang ingin dilakukan oleh Pak Deni dan Pak wahyu adalah fattening karena sudah tersedia kandang, serta manajemen pakan dan manajemen kesehatannya sudah lebih teratur.
Luas lahan sawit yang dimanfaatkan untuk memelihara sapi adalah sekitar 50 hektare, yang sekeling lahannya sudah diberi pagar kawat agar sapi tidak berkeliaran jauh dari lahan karena di sekitar lahan terdapat peternak rakyat lainnya yang sistem pemeliharaanya juga diumbarkan dan dikhawatirkan sapi-sapi tersebut tertukar.
