Banteng adalah jenis hewan ruminansia besar liar Asia. Banteng jawa bisa dikelompokkan menjadi 3 yaitu Bos Javanese dimana hewan ini tumbuh berkembang di pulau Jawa dan di Bali, kemudian javanicus lowi yang ditemukan di pedalaman Kalimantan dan Bos javanicus birmanicus yang mendiami di daratan Asia seperti di daerah birma Bangladesh India maupun Pakistan. Saya berada di Kebun Binatang Ragunan yang ada di Jakarta Selatan. Ada banteng jenis Bos javanicus javanicus di mana ciri dari banteng Jawa bisa dilihat bentuknya besar panjang.
Dikelompokkan sesuai ciri-cirinya yang pertama bisa lihat yaitu tanduknya runcing dan panjang melengkung ke atas dan agak ke depan. panjangnya kira-kira sekitar 70 cm kemudian bisa dilihat badannya tinggi dan panjang, ketinggiannya sekitar 180 cm, kemudian badan warnanya gelap atau coklat gelap, lehernya kelihatan berotot. Ciri yang berikutnya hewan ini bergelambir dan memiliki kaki-kaki keempatnya warna putih atau kaos kaki putih, bagian pantatnya ada warna putih. ciri banteng Jawa bobotnya berkisar sekitar 600 - 800 kg.
Khusus untuk jantan habitatnya ada di hutan, di wilayah Jawa adalah hutan bawuran di daerah Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur dan di wilayah barat adalah ada hutan lindung nasional di Ujung Kulon yaitu di Provinsi Banten. Banteng jawa merupakan jenis herbivora yaitu memakan rumput kemudian habitatnya ada di hutan-hutan. Adapun umur masa hidupnya berkisar sekitar 20 tahun. Ciri banteng Jawa betina warna kulitnya lebih terang yaitu warna coklat bata, kemudian tanduknya lebih kecil dibandingkan dengan banteng Jawa jantan. Ciri yang lainnya kaki ada warna putih, di empat kakinya dan pantatnya juga warna putih. bobot badannya berkisar sekitar 300 - 400 kg untuk betina yang dewasa besar, sedangkan umurnya bisa sampai 20 tahun. Masa kebuntingannya sekitar 9 -10 bulan, sedangkan masa produksinya bisa sampai 15 kali beranak. Banteng jawa betina ini jadi sangat produktif sekali dimana rata-rata hampir setahun sekali bisa menghasilkan anak, makanya populasi banteng Jawa baik di hutan lindung nasional bauran di wilayah Banyuwangi. Perkembang tidak bisa optimal karena memang di sana adanya perkawinan sedarah atau sering disebut in breeding sehingga kualitas anaknya tidak seperti banteng asli. Demikian juga kondisi di hutan lindung nasional di Ujung Kulon di Provinsi Banten berkembang populasi banteng Jawa.
Banteng Jawa dibawa ke Pulau Bali dan di domestikasi atau di jinakkan. Didomestikkan karena banteng Jawa yang ada di Hutan Lindung masih ada oknum-oknum yang nekat mengambilnya baik untuk diambil dagingnya maupun diambil untuk keperluan obat-obatan. Selain itu, juga keperluan untuk olahraga. Ada oknum-oknum yang sengaja memburu dengan menembak banteng Jawa. Banteng jawa supaya tidak terjadi proses kepunahan maka dilakukanlah proses domestikasi dan dari badan konservasi nasional untuk perlindungan alam selalu menjaganya. Banteng jawa dipelihara di hutan lindung yang ada di dua tempat tersebut.