Breading atau pengembangbiakan selama ini banyak dilakukan oleh petani atau peternak- peternak di pedesaan, dimana umumnya mereka memiliki sapi-sapi lokal atau persilangan yang di kawinkan lewat inseminasi buatan dengan straw jenis limosin atau simental. Sehingga ada yang menghasilkan limosin murni dan ada juga yang dominan sapi lokalnya. Namun, peternak tersebut pada umunya setelah memelihara beberapa bulan, mereka akan menjual sapi pedetnya karena dibutuhakan biaya yang mahal untuk memenuhui kebutuhan pakan contohnya dengan membeli konsentrat atau pakan kering.
Bagi para peternak tentunya kurang memungkinkan untuk membeli pakan konstrat, sehingga mereka terpaksa menjual sapi pedet mereka. Namun ada juga yang memanfaatkan peluang dengan membeli pedet-pedet lepas tersebut untuk di pelihara selama 6 bulan atau 1 tahun untuk di rearing. Rearing ini akan menguntungkan jika menggunakan pakan yang murah. Salah satunya adalah limbah pangan seperti ampas tahu, ampas tempe, bungkil sawit dang sebagainya.
Kali ini sapibagus akan mereview tentang sapi-sapi persilangan dimana sapi tersebut berumur kurang lebih 6 bulan atau di kandang di pembesaran atau bisa di sebut rearing. Di peternakan ini terdapat sapi-sapi hasil breading dimana terdapat berbagai macam jenis sapi hasil persilangan. Disini terdapat salah satu sapi persilangan antara sapi limousin dengan sapi ongole yang dominan sapi persilangan lokalnya. Bisa dilihat dari warna kulitnya yang kecoklat-coklatan dan moncongnya yang kemerah-merahan. Di peternakan ini rata-rata sapi yang di ternakan berumur 6 bulan – 1 tahun dengan jenis sapi yang dipelihara adalah sapi persilangan baik persilangan limousin, simental, atau persilangan brahman. Sapi-sapi disini sengaja di peliharan untuk di besarkan dimana kandang yang digunakan adalah kandang bentuk koloni, mereka di lepas dan tidak di ikat dengan tujuan pertumbuhan mereka maksimal.
Di peternakan ini sapi-sapi yang dipelihara merukan sapi-sapi unggul yang artinya sapi-sapi disini apabila di gemukan akan tumbuh besar dengan bobot rata-rata diatas 500 Kg. Di sini terpadat sekitar 10 ekor sapi rearing yang sudah terbiasa mekan ampas tahu, selain itu sapi-sapi disini juga di beri hijauan rumput. Selain pemberian pakan tersebut apabila nanti diberi pakan yang bernutrisi tinggi maka pertumbuhuhannya akan jauh kebih cepat. Pedet yang terdapat di peternakan tersebut relatif jinak dan memang peruntukan untuk rearing (pembesaran). Selama ini banyak keluhan bahwa biaya mahal untuk pengembangbiakan dan memang seperti itu mamun, jika kita mau memulai pasti kita juga akan mendapatkan untung selama kita mau berproses dan memelihara dengan baik.
