Prospek Bisnis Sapi 2023

Topik Artikel : Edukasi
Sapibagus Selasa 14 Pebruari 2023
Share this

Saat ini pemerintah telah mengasumsikan bahwa konsumsi kebutuhan daging sapi berkisar sekitar 2,5 kg/kapita atau pertahunnya, apabila jumlah penduduk Indonesia berjumlah 270 juta maka diperlukan sekitar 675.000 ton daging sapi. Sejumlah daging sapi dapat dipasok dari pasokan. Pemasok yang pertama berasal dari peternakan rakyat di mana peternakan rakyat ini tersebar di seluruh Indonesia, sebagian besar peternakan rakyat melakukan breeding maupun whitening dan mereka menguasai pasar-pasar sebesar 50%. Kemudian cluster yang kedua atau pemasok yang kedua adalah industri feedloter atau industri peternakan, industri tersebut memelihara sapi-sapi untuk skala industri yaitu rata-rata sekitar 5000 ekor, industri peternakan tersebar pada wilayah Lampung, Jawa Barat, dan daerah Banten, cakupan pasarnya berkisar sekitar 15% segmennya. Ketiga adalah cluster atau pemasok yang berasal dari impor daging beku, dimana impor daging beku ini menjual daging kerbau maupun daging sapi, dan cakupan pasarnya berkisar sekitar 35%.

Wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya merupakan daerah dengan konsumsi daging sapi terbanyak dimana porsinya sampai 50% dari konsumsi daging sapi di Indonesia, tentunya porsi 50% ini itu sebagian besar dipasok dari daging impor maupun dari industri feedloter yaitu sekitar 45% dari kebutuhan nasional, sedangkan 5% sisanya berasal dari peternakan rakyat.

Sebagian besar peternakan rakyat memasok kebutuhan daging sapi di luar wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya, karena masing-masing daerah tersebut memiliki sentral penghasil sapi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing wilayahnya, misal daerah provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah mereka merupakan provinsi sebagai pemenuh kebutuhan daging sapi diseluruh indonesia tetapi tetap saja provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah merupakan wilayah yang diutamakan untuk pemenuhan kebutuhan sapinya. Wilayah Kalimantan juga banyak display dari Nusa Tenggara Timur (NTT), maupun dari Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sulawesi Selatan.

Tahun 2022 dunia peternakan mengalami pandemi PMK dimana Penyakit ini menyerang sentral-sentral penghasil sapi yang ada di wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, maupun di Pulau Bali, sehingga mengganggu pasokan-pasokan supplynya. Akibat dari pandemi PMK itu peternak-peternak sebagian menutup usahanya, dengan demikian industri cluster mengurangi kapasitas produksi karena khawatir pandemi ini belum bisa teratasi, selain itu juga kondisi-kondisi makro-ekonomi global yang menuntut peternak-peternak feedloter untuk mengurangi populasi pemeliharaannya.

Dengan melihat kondisi seperti tersebut, bagaimana prospek di tahun 2023? di tahun ni kita ketahui sudah menuju kondisi normal baik di bidang kesehatannya maupun kondisi ekonomi, mulai terlihat dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata nasional sudah diatas 5%, artinya kondisi ekonomi sudah mulai bergerak tidak seperti kondisi di tahun 2020, 2021, maupun 2022. Berarti kebutuhan konsumsi daging akan mengalami kenaikan, namun seperti yang kita ketahui terjadinya pasokan yang terbatas akibat PMK di tahun 2022 ini.

Sehingga lambat laun harga daging sapi ini akan terjadi penyesuaian alias akan mengalami kenaikan sperti semula, hal ini adalah peluang sangat baik bagi para peternak-peternak untuk kembali bergerak, selain itu permintaan yang meningkat juga berpengaruh di beberapa central penghasil sapi yang mana mengalami kenaikan permintaan.

Kenaikan harga terjadi yang pertama akibat harga bakalan sapi mengalami kenaikan baik sapi lokal maupun bakalan sapi impor, yang kedua adalah naiknya biaya pakan sapi akibat kenaikan harga BBM sehingga mempengaruhi terhadap harga jual pakannya, kemudian yang ketiga adalah adanya kenaikan dollar terhadap rupiah atau dolar ini mengalami apresiasi terhadap rupiah sehingga harga-harga bakalan mengalami kenaikan, kemudian juga biaya bahan pakan yang berasal dari luar negeri juga mengalami kenaikan. Inilah alasan kenapa di tahun 2003 akan terjadi kenaikan harga daging sapi.

Kondisi seperti ini sebenarnya adalah peluang yang sangat besar, karena bisnis sapi yang dilakukan oleh para peternak rakyat sebagian besar adalah memiliki lokal konten yang tinggi, mulai dari bahan bibit atau bakalan yang berasal dari lokal, kemudian hijauan dan bahan pakan untuk pembuatan konsentrat juga komponen lokal terbesar, selain itu juga tenaga kerja atau SDM hampir 100% adalah lokal, maka ini merupakan peluang bagi kita sebagai peternak untuk terus menggeluti dan menggarap bisnis sapi di tahun 2023.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Prospek Bisnis Sapi 2023 | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus