Pupuk organik cair (POC) semakin populer di kalangan petani sebagai alternatif ramah lingkungan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pertanian. Salah satu bahan yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan POC adalah kotoran sapi. Proses fermentasi yang tepat akan menghasilkan pupuk yang kaya nutrisi dan bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.
Pembuatan POC memerlukan bahan-bahan yang tepat agar hasilnya optimal. Dalam pembuatan POC dari kotoran sapi, terdapat beberapa bahan yang digunakan:
Kotoran Sapi: Kotoran segar yang kaya akan unsur hara, terutama nitrogen, fosfor, dan kalium. Kotoran sapi yang digunakan sebaiknya adalah kotoran yang tidak terlalu tua dan tidak terkontaminasi dengan bahan lain.
Bahan Hijau: Seperti daun gamal, daun singkong, dan bonggol pisang. Bahan hijau ini berfungsi untuk menyediakan sumber karbon yang dibutuhkan selama proses fermentasi.
Sabut Kelapa: Sabut kelapa juga dapat ditambahkan untuk meningkatkan aerasi dan struktur POC.
Starter Fermentasi: Bahan tambahan seperti molases dan inokulan mikroorganisme (seperti EM4) berperan penting dalam mempercepat proses fermentasi dan meningkatkan kualitas POC.
Proses Fermentasi POC
Pengumpulan Bahan: Kumpulkan semua bahan yang akan digunakan. Pastikan kotoran sapi dalam keadaan segar dan bersih.
Pengolahan Bahan: Potong atau hancurkan bahan hijau dan campurkan dengan kotoran sapi. Hal ini bertujuan untuk mempercepat proses pencampuran dan meningkatkan efektivitas fermentasi.
Pembuatan Larutan Fermentasi: Campurkan kotoran sapi dan bahan hijau dalam wadah yang bersih. Tambahkan air secukupnya untuk mempermudah proses fermentasi.
Pencampuran: Aduk semua bahan hingga tercampur rata. Pastikan tidak ada gumpalan yang dapat menghambat proses fermentasi.
Penambahan Starter: Setelah bahan tercampur, tambahkan larutan starter (molases dan inokulan mikroorganisme). Campurkan kembali hingga merata.
Fermentasi: Tutup wadah fermentasi dengan plastik dan ikat dengan karet agar tidak bocor. Proses fermentasi berlangsung selama dua hingga tiga minggu, tergantung pada jenis kotoran yang digunakan.
Pengawasan Proses: Setiap hari atau minimal dua hari sekali, buka penutup wadah untuk membuang gas yang terakumulasi. Proses ini penting untuk mencegah tekanan gas yang dapat merusak wadah.
Indikator POC Siap Pakai
Setelah proses fermentasi, terdapat beberapa indikator yang menunjukkan bahwa POC sudah siap digunakan:
Tidak Mengeluarkan Gas: Salah satu tanda bahwa proses fermentasi telah selesai adalah tidak adanya gas yang keluar saat penutup dibuka.
Aroma yang Khas: POC yang baik akan memiliki aroma manis, mirip dengan tape, dan tidak menyengat.
Kehadiran Jamur: Permukaan POC biasanya akan ditutupi oleh jamur putih, yang menandakan keberadaan mikroorganisme yang aktif.
Setelah POC siap, aplikasikan dengan takaran yang tepat. Untuk penggunaan yang efektif, POC dapat dicampurkan dengan air dengan perbandingan 1:10, di mana 1 liter POC dicampurkan dengan 10 liter air. Aplikasi POC sebaiknya dilakukan pada fase awal pertumbuhan tanaman untuk memaksimalkan manfaatnya.
Setelah proses fermentasi, akan dihasilkan ampas yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Ampas kotoran sapi yang tersisa dapat dicampurkan dengan bahan kompos lainnya untuk mempercepat proses dekomposisi dan menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas.
Pembuatan pupuk organik cair dari kotoran sapi melalui proses fermentasi merupakan metode yang efisien dan ramah lingkungan. Dengan pemilihan bahan yang tepat dan proses fermentasi yang baik, POC yang dihasilkan akan kaya akan nutrisi dan bermanfaat untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu, sisa dari proses fermentasi juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan kompos, sehingga seluruh bagian dari proses ini berkontribusi pada keberlanjutan pertanian. Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan pentingnya pertanian organik, metode ini layak untuk dicoba oleh para petani di Indonesia.
Untuk pemesanan kotoran hewan maupun pupuk kandang juga informasi lebih lanjut silakan hubungi kami melalui WhatsApp atau bisa langsung memesan melalui Shopee dan Tokopedia.