Penggunaan sagu sebagai bahan pakan ternak masih sering muncul, terutama di daerah-daerah yang masyarakatnya masih mengusahakan tanaman sagu, termasuk di wilayah Jawa. Di Jawa, tanaman ini dikenal sebagai tanaman aren. Dari tanaman ini, tepung sagu dihasilkan. Meskipun saat ini bahan tersebut semakin sulit ditemukan, kami sendiri memiliki pengalaman dalam menggunakannya sebagai bahan baku konsentrat untuk pakan ternak. Namun, karena ketersediaannya yang semakin terbatas, penggunaannya telah dihentikan.
Apakah konsentrat yang berasal dari sagu baik untuk pakan sapi. Jika yang digunakan adalah sagu murni, maka jawabannya adalah sangat baik, karena sagu merupakan sumber karbohidrat. Jika di wilayah Anda harga sagu cukup murah, bahkan sagu yang rusak atau dikenal sebagai "lindur" (sisa-sisa dari proses pengolahan sagu yang dibuang ke parit), masih bisa digunakan sebagai tambahan dalam konsentrat, dengan tetap berfungsi sebagai sumber karbohidrat.
Tepung sagu sendiri memiliki nilai gizi yang baik dan sangat cocok digunakan sebagai pakan ternak. Jika ditanya apakah bisa digunakan untuk kambing, prinsipnya sama saja. Sagu bisa menjadi sumber karbohidrat yang baik untuk ternak ruminansia, seperti sapi, domba, maupun kambing.
Untuk keamanan penggunaan sagu yang langsung diambil dari pohonnya dan diberikan kepada ternak setelah diparut. Hal ini sebenarnya aman, namun lebih baik jika dijemur terlebih dahulu sebelum digunakan. Mengenai efeknya terhadap sapi betina, sejauh ini tidak ada pengaruh buruk, baik untuk sapi betina maupun jantan.
Proses fermentasi sagu tidak jauh berbeda dengan cara fermentasi bahan lainnya. Kita bisa menggunakan sagu sebagai sumber karbohidrat, yang kemudian dicampur dengan bahan lain yang mengandung serat. Namun, perlu diperhatikan bahwa jika karbohidrat yang digunakan terlalu banyak, bisa menyebabkan penumpukan lemak di daging ternak, baik di lapisan kulit maupun di dalam daging.
Bagi yang memiliki banyak limbah pohon aren, limbah tersebut juga bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sebaiknya limbah dijemur terlebih dahulu dan dipisahkan dari serat-serat kasar atau residu hitam yang masih menempel. Namun, jika tidak sempat, bahan tersebut masih bisa digunakan, asalkan serat yang terlalu kasar dipisahkan terlebih dahulu.
Selanjutnya, limbah tersebut bisa dicampur dengan bahan lain, kemudian diolah menggunakan mesin mixer untuk menghasilkan konsentrat yang difermentasi.
Terakhir, mengenai kandungan nutrisi dalam sagu, sagu merupakan salah satu sumber karbohidrat dari pati-patian. Namun, kandungan proteinnya relatif rendah, sekitar 3-4 persen. Untuk meningkatkan kadar protein, biasanya dilakukan proses fermentasi. Sebagai perbandingan, jagung memiliki kandungan protein yang lebih tinggi, mencapai 8-9 persen.
Demikian penjelasan mengenai penggunaan sagu sebagai pakan ternak. Bagi rekan-rekan yang memiliki limbah sagu atau pohon sagu, bahan ini bisa dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak
