Sample Darah Uji Antraks Sapi

Topik Artikel : Kesehatan Ternak
Sapibagus Senin 14 Agustus 2023
Share this

Kegiatan kali ini adalah kegiatan rutin yang menjadi salah satu program rutin dari Balai Veteriner Subang untuk pengendalian penyakit hewan menular strategis yang dalam hal ini termasuk penyakit Antraks yang akhir-akhir ini sempat terjadi di daerah Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan saat ini adalah monitoring rutin penyakit Antraks terutama untuk sapi, alasannya adalah karena sapi memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Pada saat ini kebetulan tim dari Balai Veteriner Subang berada di Kota Depok. Selanjutnya akan dilakukan monitoring dengan mengambil sampel-sampel darah dari ternak sapi yang akan diuji di laboratorium. Setelah pengambilan sampel serum darah untuk pengujian Elisa Antraks, selanjutnya akan dilakukan pengambilan ulas darah untuk melihat dengan pewarnaan dimsa terdapat atau tidaknya bacillus anthracis di bawah mikroskop. Kemudian juga akan dilakukan pengambilan sampel tanah di sekitar lingkungan kandang Sapi Bagus untuk isolasi dan identifikasi bacillus anthracis yang merupakan bakteri penyebab penyakit Antraks.

Kegiatan rutin ini secara garis besar adalah salah satu upaya dalam rangka untuk menjadikan masyarakat aman saat mengonsumsi daging sapi. Secara gambaran umum, penyakit ini disebut Antraks karena disebabkan oleh bakteri bacillus anthracis yang berbentuk batang Anthracis. Penyakit Antraks merupakan penyakit yang bisa menyebabkan hiperakut atau kejadian dan kematiannya cepat sekali pada ternak. Hal ini bisa terjadi pada ternak sapi, domba, kambing begitupun jenis ruminansia dan hewan jenis lainnya.

Penyakit antraks ini masyarakat juga harus berhati-hati terlebih daerah endemis, karena bacillus jika sudah berbentuk spora bisa bertahan di dalam tanah hingga 30 sampai 40 tahun lamanya dan hal tersebut bisa menjadi media penularan untuk sapi atau ternak yang terdapat di lingkungan tersebut. Antraks juga merupakan penyakit zoonosis yang dimana bisa menular ke manusia.

Selain untuk kesehatan ternak, program ini juga dilakukan sebagai bentuk penekanan kesehatan masyarakat mengingat pentingnya pengendalian penyakit Antraks. Salah satu penyebab umum ternak terjangkit Antraks adalah digembalakan di daerah yang merupakan daerah endemis atau terdapat spora antraks. Bakteri Antraks merupakan bakteri yang memiliki spora dimana ketika bakteri tersebut di luar lingkungan atau ketika di luar tubuh inang atau di luar tubuh ternak, bakteri tersebut berbentuk bulat yang akan melakukan perlindungan terhadap dirinya.

Bakteri tersebut akan bertahan puluhan tahun. Pada saat terhirup oleh ternak, akan terjadi fase vegetatif atau fase aktif di dalam tubuh yang bisa merusak jaringan-jaringan organ dalam. Salah satu contohnya adalah ketika ternak tersebut makan di daerah yang dahulunya terdapat spora antraks, semisal setelah musim hujan, tanah di daerah tersebut terbalik permukaannya yang mulanya dibawah kemudian akan keluar dan naik, lalu terhirup oleh sapi. Itu bisa menyebabkan ternak terjangkit antraks.

Perlu diketahui jika penyakit Antraks memiliki tiga tipe penyakit, antara lain tipe pernapasan, tipe pencernaan, dan tipe kulit. Tipe pernapasan bisa menyebabkan sesak nafas dan lain-lain, lalu tipe pencernaan bisa menyebabkan sakit perut serta diare, dan terakhir tipe kulit bisa menyebabkan kehitaman pada kulit biasanya terjadi pada manusia. Manusia bisa saja terinfeksi atau terkena dampak dari penyakit Antraks ini, maka dari itu perlu berhati-hati atau peternak akan diberikan edukasi, sosialisasi dan akan dilakukan pencegahan. Maka dari itu kegiatan pada hari ini dilaksanakan untuk memonitoring dengan mengambil sampel dan setelah itu diperiksa di laboratorium apakah terdapat indikasi di daerah ini atau tidak.

Namun dengan adanya program monitoring ini antara lain bertujuan untuk memberikan rasa aman pada masyarakat dan para peternak dengan alasan nilai ekonominya yang sangat tinggi. Untuk gejala-gejala klinis sebenarnya terdapat kesamaan dengan penyakit bakterial secara umum, tetapi biasanya pada Antraks terjadi demam tinggi maka dari itu perlu dihimbau kepada masyarakat untuk senantiasa waspada mengenai gejala sapi yang terinfeksi bakteri Antraks. Gejalanya antara lain sapi mengalami demam tinggi, kemudian sapi tidak mau makan dan kesulitan bernafas apabila sapi tersebut ambruk dalam waktu satu hingga dua hari, tanda yang paling terlihat adalah keluar darah seperti aspal yang berwarna hitam di lubang-lubang hidung, telinga, mata, dan anus yang berartikan organ-organ tersebut sudah rusak. Perlu diperhatikan bangkai dari ternak tersebut tidak boleh dibelah atau dipotong karena akan menyebabkan pencemaran di daerah tersebut.

Cara menangani dengan benar pada ternak yang terindikasi adalah dilakukan penguburan sedalam 2-3 meter, lalu diberikan formalin secara menyeluruh dan dilakukan pembakaran untuk menghindari spora yang akan menyebar lebih luas.

Di Indonesia ada beberapa daerah yang sudah endemik dari penyakit antraks contohnya di wilayah Depok dan Purwakarta. Di wilayah Depok pada tahun 2006 sempat terdeteksi adanya kasus penyakit Antraks, namun setelah itu tidak pernah terdapat kasus yang sama. Kemudian di Purwakarta juga pernah terdapat kasus Antraks yang menyerang burung unta, meskipun bukan hewan ruminansia tetapi hal yang menjadi penyebab adalah karena burung unta merupakan hewan berdarah panas seperti burung-burung pada umumnya. Sampai sekarang masih terdapat bekasnya tetapi setelah dilakukan pemeriksaan secara berkala menunjukan hasil negatif pada tanah yang sempat terdapat kasus Antraks tersebut.

Drh. Isrok adalah salah satu tim dari Balai Veteriner Subang yang pada saat itu juga ikut melakukan monitoring di Sapibagus farm menyampaikan himbauan kepada para peternak agar selalu mengontrol lalu lintas ternak saat peternakan melakukan pembelian selalu mengawasi hewan ternak tersebut dan memiliki sertifikat veteriner kesehatan hewan atau surat kesehatan dari daerah asal, yang artinya hewan ternak tersebut sebelumnya sudah diperiksa kesehatannya oleh dokter atau dinas yang berwenang dan menyatakan hewan ternak bebas dari penyakit tertentu, karena hal tersebut sangat penting untuk lalu lintas ternak.

Jika hewan ternak baru masuk ke area peternakan khususnya untuk peternakan yang melayani jual beli hewan ternak, perlu dilakukan wajib karantina sekitar 14 hari untuk melihat indikasi yang ada pada hewan ternak yang baru masuk tersebut. Jika selama 14 hari hewan ternak ada kelainan atau sakit bisa segera dilakukan treatment dan dipisahkan, seperti hewan ternak yang terdapat indikasi mengarah ke Antraks bisa langsung dipisahkan dari yang sehat. Tidak diperbolehkan hewan yang baru datang satu kandang dengan hewan yang lama. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari terjadinya penularan penyakit apabila hewan ternak tersebut sedang sakit.

Penekanan juga berlaku terhadap kebersihan kandang seperti sanitasi kandang, biosecurity, dan biosafety kandang sama halnya dengan lalu lintas manusia, keluar masuk kandang itu perlu dilakukan sanitasi jika memasuki area kandang agar tidak sembarangan orang bisa keluar serta masuk kandang.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Sample Darah Uji Antraks Sapi | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus