Sebetulnya belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa pakan silase lebih bagus dibandingkan pakan segar, tetapi pertimbangan utama Pak Karyanto dalam memilih metode tersebut adalah kepraktisan. Jadi, jika menggunakan metode pakan silase misalnya hari ini dibuat sebanyak 24 ton, kemudian 24 ton tersebut akan digunakan untuk beberapa hari kedepan. Anak kandang yang mayoritasnya dari luar farm juga menyatakan bahwa setiap harinya ringan dan sisa-sisa pakan yang tidak termakan oleh ternak bisa dikembalikan ke drum lagi untuk dimakan kembali. Jadi tidak ada yang terbuang sehingga lebih efisien dibandingkan menggunakan hijauan yang setiap harinya harus dibuang jika sudah tidak dimakan. Hal tersebut yang membuat Pak Karyanto lebih memilih pemberian pakan dengan metode silase.
Untuk prosedur pemberian pakan di Lembu Sodo Mandiri Farm, pertama di pagi hari sapi dimandikan sekaligus dibersihkan tempat pakan dan minumnya, setelah dimandikan secara keseluruhan sapi diberi pakan silase yang di atasnya ditaburkan dengan konsentrat. Setelah konsentrat habis dan masih tersisa silase, dilakukan kontrol sekaligus pemberian konsentrat kembali secara bertahap sekitar pukul 11 siang, pukul 1 siang, dan yang terakhir pukul 3 sore biasanya sudah habis. Jika sudah selesai, kemudian dilakukan pembersihan tempat pakan sekaligus disemprot hanya bagian alas sapinya saja tanpa dimandikan lagi. Aliran dari kotoran tersebut langsung disalurkan ke kebun milik Lembu Sodo Mandiri Farm sendiri tanpa mengganggu masyarakat sekitar lingkungan farm.
Pak Karyanto paham bahwa pakan metode silase nutrisinya tidak lengkap dikarenakan kandungan utama dari silase tersebut adalah serat kasar, jadi untuk pertumbuhannya beliau menggunakan konsentrat dengan bahan baku pelet yang berasal dari Jawa Tengah, kemudian menggunakan bran gandum milik Lembu Sodo Farm sendiri, lalu untuk bahan yang dibeli di pasaran antara lain dedak jagung, bungkil kelapa, bungkil kedelai, garam, dan mineral. Metode pemberiannya adalah dengan ditaburkan diatas silase secara Adlibitum atau secara terus menerus.
Pada saat diwawancarai, Pak Karyanto juga menunjukan pembuatan silase dari rumput king grass yang sudah dicampur dengan konsentrat, tetapi pembuatannya dicampur dengan kayu singkong. Pada saat proses pembuatannya, silase tidak dicampur secara langsung dengan konsentrat, tetapi pemberiannya terpisah seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Karyanto yaitu dengan ditaburkan diatas silase. Untuk pemberian silase diberikan sebanyak 2 kali dalam sehari sedangkan konsentrat diberikan sebanyak 5 kali secara bertahap yaitu pukul 11 siang, pukul 1 siang, pukul 3 sore, hingga jam 23.00.
Dikarenakan pemberian pakan secara Adlibitum atau secara terus menerus tadi, maka jumlah pakan yang dihabiskan dalam sehari tidak menentu, tetapi dalam sehari kira-kira 22 drum untuk 80-an ekor sapi dengan berat dalam 1 drum berkisar 120 kg.
Selain pemberian pakan bernutrisi dan berserat, di Lembu Sodo Farm juga dilakukan pemberian vitamin, antibiotik dan tambahan mineral, serta probiotik pada konsentratnya. Lama pembuatan silase yang ideal adalah 21 hari untuk menjadi silase yang terfermentasi dengan sempurna. Tetapi karena beberapa waktu lalu sempat kekurangan anak kandang, sehingga baru 9 hari sudah dipakai, menurut Pak Karyanto stok silase dapat dikatakan normal apabila dalam 21 hari itu stok silase terdapat sekitar 400 drum.