Tata Niaga Daging Sapi Indonesia

Topik Artikel : Edukasi
Sapibagus Kamis 26 Oktober 2023
Share this

Salah satu mentor yang hadir untuk mempresentasikan materi pelatihan bisnis sapi adalah Asnawi selaku ketua jaringan pemotong dan pedagang daging Indonesia, beliau menyampaikan materi mengenai proses tataniaga sapi.

Tata niaga daging adalah suatu hal yang mutlak mau tidak mau suka tidak suka, melihat kondisi Indonesia saat ini belum bisa menjadi negara yang berdaulat untuk memenuhi kebutuhan daging merah baik itu daging sapi ataupun daging kerbau. Menurut catatan tingkat konsumsi daging di Indonesia adalah 2,6 kg perkapita penduduk dikali jumlah penduduk 270.000.200 jiwa, sehingga dapat dibayangkan berapa jumlah kebutuhan.

Menurut data jumlah produktivitas dalam negeri mencapai diatas 73 % pada tahun 2022, sehingga kebutuhan impor saat ini hanya 266.000 ton dan pemerintah akan mengambil 120.000 untuk konsumsi secara nasional. Impor yang dilakukan oleh pemerintah adalah daging kerbau yang berasal dari India yang notabennya India belum bebas daripada PMK, tentu kalau berdasarkan undang-undang peternakan dan kesehatan veteriner negara Indonesia bahwa Indonesia adalah negara yang bebas dari PMK. impor daging kerbau dilakukan karena produksi dalam negeri tidak mampu memenuhi konsumsi nasional, maka dibuatlah peraturan pemerintah nomor 4 tahun 2016 bahwa importasi daging kerbau berasal dari India sudah dimulai ketika presiden Republik Indonesia, Pak Jokowi datang kunjungan di Jawa Tengah.

Tataniaga daging sapi dimulai dari peternak rakyat disalurkan ke pedagang kemudian ke pasar hewan, dan diteruskan ke RPH, setelah itu dipasarkan ke pasar tradisional, pasar modern, HOREKA, ataupun industri olahan daging. Apabila ada kesenjangan ketersedian sapi siap potong di RPH otomatis pedagang mengalami kekurang ketersedian daging untuk disalurkan ke konsumen.

Pasar terbesar di Indonesia adalah Jakarta, Banten dan Jawa Barat, dan memiliki jumlah pasar keseluruhan adalah 1.234 pasar, sehingga membutuhkan pasokan daging sapi yang banyak. Ini adalah kondisi dimana sapi eks impor tidak dapat memenuhi kebutuhan sapi di Indonesia selama 3 tahun belakan dan 3 tahun ke depan. Hal ini karena Australia sedang mengalami depopulasi dan rekondusi pada sektor peternakan mereka karena pada tahun 2020 Australia mengalami banjir banang dan kebakaran hutan sehingga menyebabkan banyak sapi mati dan menyebabkan harga sapi Impor dari Australia terus mengalami kenaikan harga.

Produk Terkait
Dapatkan info produk terkait artikel di atas dengan klik tombol "Pesan Produk Terkait" sekarang!
Artikel terkait
Tata Niaga Daging Sapi Indonesia | Blog tokosapibagus.com | Toko Sapibagus