Industri peternakan sapi di Australia tengah mengalami transformasi signifikan, menuju model berbasis pakan biji-bijian yang menyerupai sistem di Amerika Serikat. Perubahan ini didorong oleh berbagai tantangan iklim, kebutuhan pasar yang konsisten, serta tuntutan pelanggan untuk pasokan daging sapi berkualitas tinggi sepanjang tahun.
Salah satu pelopor utama dalam perubahan ini adalah JBS Australia dengan feedlot Beef City mereka di Darling Downs. Merayakan 50 tahun operasinya, Beef City telah menjadi simbol transformasi peternakan sapi di Australia dari model berbasis rumput tradisional ke produksi berbasis pakan biji-bijian yang lebih terukur dan konsisten. Sejak dibuka pada tahun 1974, feedlot ini telah menghasilkan sekitar 1,3 juta ton daging sapi berkualitas tinggi, membuktikan betapa pentingnya peran feedlot dalam rantai pasokan daging sapi modern.
Menurut CEO JBS Australia Brent Eastwood, keputusan awal untuk membangun feedlot dan tempat pemotongan khusus ekspor di Beef City merupakan langkah visioner yang terbukti efektif hingga saat ini. Industri peternakan di Australia semakin menyerupai model Amerika Serikat, di mana operator sapi induk, penggemukan, dan feedlot bekerja sama untuk menghasilkan daging sapi dengan kualitas dan konsistensi tinggi.
Pertumbuhan feedlot di Australia telah berlangsung signifikan dalam beberapa tahun terakhir. COO JBS Northern, Brendan Tatt, mencatat bahwa pada tahun 1974, hanya ada segelintir feedlot di Australia. Kini, jumlah sapi yang dipelihara di feedlot mencatatkan rekor, mencapai 1,4 juta ekor pada kuartal kedua 2024. Diprediksi, jumlah ini akan terus meningkat hingga mencapai dua juta ekor pada tahun 2030.
Kelebihan model ini terletak pada konsistensi pasokan. "Pelanggan kami ingin memastikan bahwa daging tersedia sepanjang tahun, tanpa terganggu oleh perubahan musim," kata Tatt. Hal ini membuat feedlot menjadi pilihan yang ideal dibandingkan model berbasis rumput yang sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim.
Meskipun model berbasis pakan biji-bijian menawarkan berbagai keuntungan, tantangan tetap ada. Salah satu kendala utama adalah kebutuhan modal besar untuk memperluas feedlot dan memastikan pasokan pakan biji-bijian yang mencukupi. Namun, Australia, sebagai eksportir besar biji-bijian, memiliki keunggulan dalam hal ketersediaan pakan, menjadikan model ini semakin menarik bagi banyak peternak.
Pemberian pakan berbasis biji-bijian juga memberikan keunggulan dalam hal emisi metana, karena sapi dapat mencapai berat ideal dengan lebih cepat. Namun, tantangan utama bagi industri ini adalah menyampaikan pesan ini kepada masyarakat luas. "Kita perlu lebih giat menyampaikan keunggulan efisiensi sistem feedlot kepada masyarakat," kata Tatt.
Beberapa fasilitas JBS yang sebelumnya hanya memproses sapi berbasis rumput kini mulai memproses sapi berbasis pakan biji-bijian dalam jumlah besar. Investasi besar-besaran dilakukan, termasuk di fasilitas Dinmore yang kini menjadi salah satu tempat pemrosesan sapi berbasis pakan biji-bijian terbesar di Australia. Hal ini mencerminkan fokus JBS untuk meningkatkan kapasitas pemrosesan dan memenuhi kebutuhan pelanggan global akan daging sapi berkualitas tinggi.
Peternakan di Australia terus bergerak maju, menghadapi tantangan dengan inovasi dan komitmen untuk menyediakan daging sapi berkualitas tinggi sepanjang tahun. Dengan adopsi model berbasis pakan biji-bijian yang semakin mirip dengan Amerika Serikat, masa depan industri ini terlihat cerah, membuka peluang baru bagi peternak, konsumen, dan pasar global.
Sourch : https://www.beefcentral.com/news/australia-edges-closer-to-us-style-grainfed-beef-production-model/
Sapibagus Farm membuka pelatihan bisnis sapi baik pemula maupun peternak sapi. Untuk pendaftaran maupun informasi lebih lanjut silakan hubungi kami melalui WhatsApp atau bisa langsung memesan melalui Shopee dan Tokopedia.