Sejak bulan September 2024, wabah penyakit Jembrana telah merebak di Sulawesi Tenggara, dan dilaporkan oleh ANTARA (10/10/2024), penyakit ini telah menelan korban sebanyak 428 ekor sapi Bali yang mati akibat infeksi virus tersebut. Penyebaran penyakit ini mengkhawatirkan, terutama karena virus Jembrana dikenal sangat mematikan bagi sapi Bali. Bagaimana penyakit ini bisa menyebabkan kematian dalam skala besar? Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang penyakit Jembrana, mulai dari penyebab, gejala, cara penularan, hingga metode pencegahan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampaknya pada peternakan sapi.
1. Apa Itu Penyakit Jembrana?
Penyakit Jembrana adalah penyakit viral yang menyerang sapi Bali. Penyakit ini pertama kali ditemukan di daerah Jembrana, Bali pada tahun 1964, dan sejak itu menjadi ancaman besar bagi populasi sapi Bali di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus Jembrana yang termasuk dalam famili Retroviridae, yang serupa dengan virus yang menyebabkan penyakit imunodefisiensi pada hewan lain. Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh sapi, sehingga membuat mereka rentan terhadap infeksi sekunder yang berbahaya.
Penyakit Jembrana dikenal dengan gejalanya yang sangat cepat berkembang, dengan tingkat kematian yang tinggi, terutama pada sapi Bali yang secara genetik lebih rentan terhadap infeksi ini dibandingkan dengan jenis sapi lainnya.
2. Gejala Penyakit Jembrana
Gejala penyakit Jembrana biasanya muncul dalam 5 hingga 12 hari setelah sapi terinfeksi virus. Gejala yang paling umum meliputi:
Demam tinggi, mencapai suhu tubuh hingga 41°C.
Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di sekitar leher dan kaki.
Diare berdarah, yang sering diiringi dengan dehidrasi parah pada sapi.
Anemia, yang menyebabkan sapi terlihat lemah dan lesu.
Pendarahan pada kulit dan selaput lendir.
Dalam beberapa kasus, gejala penyakit ini berkembang sangat cepat dan dapat menyebabkan kematian sapi dalam waktu 5 hingga 10 hari setelah gejala pertama kali muncul. Tingkat kematian pada kasus Jembrana bisa mencapai 20% hingga 50%, tergantung pada seberapa cepat penyakit didiagnosis dan ditangani.
3. Cara Penularan Penyakit Jembrana
Penyakit Jembrana ditularkan melalui kontak langsung antara sapi yang terinfeksi dengan sapi yang sehat, terutama melalui cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan hidung. Penularan juga dapat terjadi melalui gigitan serangga penghisap darah, seperti lalat Tabanidae, yang dapat membawa virus dari satu sapi ke sapi lainnya.
Faktor lingkungan seperti kebersihan kandang yang buruk, populasi ternak yang padat, dan kurangnya kontrol biosekuriti di peternakan juga dapat mempercepat penyebaran penyakit. Selain itu, transportasi ternak tanpa kontrol kesehatan yang ketat juga dapat menjadi jalur penularan yang signifikan.
4. Dampak Penyakit Jembrana pada Peternakan
Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh penyakit Jembrana sangat besar, terutama bagi peternak sapi Bali. Selain kematian ternak, sapi yang terinfeksi dan berhasil sembuh sering kali mengalami penurunan produktivitas yang signifikan. Sapi Bali yang terinfeksi penyakit ini cenderung kehilangan berat badan dengan cepat, yang dapat mempengaruhi nilai jual mereka di pasar.
Pada skala industri, penyakit Jembrana dapat menyebabkan kerugian besar bagi para peternak, terutama di daerah-daerah yang sangat bergantung pada sapi Bali sebagai sumber utama penghasilan. Selain itu, adanya wabah seperti ini dapat mengganggu rantai pasokan daging sapi lokal, yang berdampak pada harga dan ketersediaan produk daging di pasar.
5. Diagnosis dan Identifikasi Penyakit
Diagnosa penyakit Jembrana biasanya dilakukan melalui pemeriksaan klinis berdasarkan gejala yang muncul, namun untuk diagnosis yang lebih pasti, diperlukan tes laboratorium. Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah salah satu metode paling akurat untuk mendeteksi keberadaan virus Jembrana dalam tubuh sapi. Tes ini dapat mendeteksi materi genetik virus, bahkan pada tahap awal infeksi.
Selain itu, pemeriksaan histopatologi juga digunakan untuk mengidentifikasi perubahan jaringan yang terjadi akibat infeksi virus Jembrana, seperti pembengkakan kelenjar getah bening dan pendarahan pada jaringan tubuh sapi.
6. Pengobatan Penyakit Jembrana
Hingga saat ini, tidak ada pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan penyakit Jembrana. Pengobatan yang tersedia hanya bersifat suportif, bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kekebalan tubuh sapi yang terinfeksi. Langkah-langkah pengobatan biasanya meliputi pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder, pemberian cairan untuk mengatasi dehidrasi, serta suplemen vitamin dan mineral untuk membantu meningkatkan kondisi fisik sapi.
Karena sifatnya yang mematikan dan cepat menyebar, langkah terbaik yang dapat dilakukan adalah pencegahan dan pengendalian penyakit di tingkat peternakan.
7. Pencegahan Penyakit Jembrana
Pencegahan penyakit Jembrana dapat dilakukan melalui beberapa langkah penting:
Vaksinasi: Vaksin Jembrana telah dikembangkan dan tersedia di beberapa daerah. Vaksin ini efektif dalam mencegah penyebaran penyakit, meskipun belum sepenuhnya dapat menjamin perlindungan 100%.
Manajemen Biosekuriti: Peternak harus memperketat kontrol biosekuriti di peternakan, termasuk membatasi akses orang luar ke kandang, memastikan kebersihan lingkungan kandang, serta memeriksa kesehatan sapi secara rutin.
Isolasi Sapi yang Terinfeksi: Sapi yang terinfeksi harus segera diisolasi dari ternak yang sehat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Pengendalian Serangga: Mengurangi populasi serangga penghisap darah, seperti lalat, dapat membantu mengurangi risiko penularan penyakit dari satu sapi ke sapi lainnya.
Untuk pemesanan obat pencegahan dan perawatan ternak dan informasi lebih lanjut silakan hubungi kami melalui WhatsApp atau bisa langsung memesan melalui Shopee dan Tokopedia.